Senin, 06 Juli 2020

KEUNTUNGAN DAN SYARAT PEMBUATAN TERAS KONTUR


Keuntungan pembuatan teras kontur.
-Mengurangi bahaya erosi dan menahan air.
-Mempermudah kegiatan operasional,yang meliputi perawatan rutin, panen dan pengeluaran TBS, sehingga prestasi kerja akan meningkat dan biaya dapat di tekan.
-Mengurangi kehilangan buah dan terutama brondolan pada saat panen. Maka syarat pembuatan teras kontur harus di perhatikan.

Klasifikasi kemiringan dan keperluan teras.
-Kepastian kemiringan areal harus di ukur dengan abney level atau clinometer.
-Berikut beberapa klasifikasi kemiringan areal:

a.Datar /Flat (0derajad-2derajad)
Tidak perlu pembuatan teras konservasi,penanaman dengan jarak standart.

b.Berombak / Undulating (2 derajad-6 derajad)
Penanaman pohon kelapa sawit dengan jarak standart dan untuk kenservasi air tanah maka perlu di buat teras konservasi setiap 4 pokok sawit atau sekitar 25-30 meter.

c.Bergelombang /Rolling (6 derajad-12 derajad)
Di perlukan teras dengan lebar 4 meter dengan kemiringan back drop 10 derajad sampai 15 derajad.

d.Berbukit /Hilly (12 derajad-20derajad)
Diperlukan teras dengan lebar 4 meter,dengan back drop 10 derajad sampai 15 derajad pada tempat yang tidak memungkinkan untuk di buat teras yang lebar, maka perlu di buat tapak kuda 2 x 2,5 meter sebagai jalan akses.

e.Curam /steep (20 derajad-25 derajad)
Diperlukan teras dengan lebar 3-3,5 meter dengan kemiringan backdrop 10derajad -15 derajad.

f.Kemiringan >25 derajad.
Biasanya areal ini tidak ditanami kelapa sawit dan di pelihara sebagai areal konservasi saja.

Pembuatan jalan kontur.
Jalan contour harus dibuat sebelum pembuatanteras dan harus memotong sebanyak mungkin teras, Membuat layout jalan bersamaan dengan pembuatan layout blok dan parit untuk selanjutnya di analisa persetujuanya. Survey untuk menentukan posisi jalan yang akan di buat. Pemancangan jalan dengan bantuan theodolite, posisi pancang di letakan di bagian tepi jalan sebelah luar dinding bukit. Pembuatan jalan dengan bulldozer di mulai dari bawah mengarah ke atas, badan jalan di buat miring ke arah tebing. Pancang yang sudah di buat tidak boleh tumbang untuk kontrol jalan apakah sesuai dengan layout jalan. Gradien kemiringan sudut tidak boleh lebih dari 6 derajat pada setiap tempat. Jarak antar jalan kontur adalah 200-300 meter tetapi di mungkinkan lebih rapat sesuai kebutuhan lapangan. Terima kasih.

Penulis Turyono.

Minggu, 05 Juli 2020

PERSIAPAN TANAM KELAPA SAWIT


A.Persiapan dan tanam kelapa sawit pada areal rawa.
-Sebelum penanaman, sistem drainase harus di selsaikan terlebih dahulu agar tanah mengalami penurunan (pembuatan sistem drainase).
-Pemadatan tanah pada jalur tanam menggunakan excavator PC 100 atau PC 200 tergantung kepadatan areal rawa.

B.Pembuatan lubang tanam.
-Pada areal rawa pembuatan lubang tanam di lakukan secara mekanis dengan preplant compctor yang di pasang pada lengan excavator,sebagai pengganti bucket, Preplant.
-Pada areal mineral ,pembuatan lubang tanam dapat dilakukan secara manuala atau mekanis menggunakan post hole digger (PHD). Lubang tanam manual di buat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 40 cm, Tanah hasil galian di pisahkan anatara top soil dan sub soil, top soil diletakan sebelah kiri dan subsoil di letakan di sebelah kanan.
-Apabila menggunakan phd, harus di pastikan jalur tanamnya bebas dari btang kayu dan perakaran, PHD yang biasa di gunakan dengan tipe 45 dengan ukuran Auger 24", jenis traktor yang direkomendasikan adalah traktor 80-85 HP.

C.Pengankutan bibit kelapa sawit.
-Pengankutan bibit meliputi sebagai berikut: 
-Pemuatan bibit keatas kendaraan (di bibitan). 
-Pembongkaran bibit pada CR yang telah di tentukan,atau pada pinggir kanal penanaman di areal rawa, jumlah bibit yang harus di bongkar pada setiap titik CR atau kanal harus jelas jumlahnya. -Pendistribusian ecer bibit kelapa sawit ke titik tanam.

D.Penanaman kelapa sawit.
-Diawali dengan memberikan pupuk pada lubang tanam sesuai dosis yang di rekomendasikan (600 gram/lubng RP atau 400 gram/lubang TSP) Untuk tanah mineral dan untuk tanah rawa 300 gram/lubang tanam TSP + 15 gram cuso4.
-Polibag bibit harus di buka dengan pisau dan selanjutnya di letakan dengan hati-hati ke lubang tanam.
-Sebelum di timbun,harus di pastikan bahwa bibit dalam kondisi tegak dan tidak miring supaya pertumbuhanya bagus dan tidak mudah roboh.
-Selanjutnya dilakukan penimbunan,dengan cara memasukan topsoil terlebih dahulu, dan stelah setengah lubang terisi tanah,lalu di padatkan. kemudian lubang diisi penuh.

E.Konsolidasi.
-Konsolidasi merupakan kegiatan untuk menegakkan pokok yang miring setelah penanaman. Konsolidasi di lakukan 1 minggu setelah tanam, Konsolidasi cukup dilakukan 1 kali jika sering dilakukan konsolidasi akan menyebabkan kerusakan akar yang baru ter bentuk sehingga mengakibatkan stagnasi pada saat konsolidasi, apabila di temui titik kosong , maka harus segera di sisip. Supaya masih bisa cepat menyusul dengan tanaman yang lama dan cepat berbuah. Terima kasih.

Penulis Turyono.

PEMBUKAAN LAHAN PERKEBUNAN SAWIT


A. Imas, Untuk memudahkan kegiatan tumbang dan perun mekanis, Maka terlebih dahulu perlu di lakukan kegiatan imas. Imas tumbang dilakukan dengan cara memotong anak kayu dan tanaman yang merambat
yang berdiameter di bawa <10 cm, dengan menggunakan kampak dan parang. Pemotongan harus putus dan di usahakan serapat mungkin dengan tanah. Areal semak belukar tidak perlu di imas dan tumbang dan langsung saja di perun dengan menggunakan bulldozer ataupun excavator.

Untuk konservasi air dan tanah, maka vegetasi di sepanjang aliran sungai harus di pertahankan dengan jarak50 meter dari bibir sungai kecil dan 100 meter dari bibir aliran sungai yang besar.

B.Tumbang, Tumbang merupakan kegiatan memotong pohon dengan diameter <10 cm, menggunakan chain saw. dan beberapa hal yang harus di perhatikan dalam menumbang adalah sebagai berikut :

-Penumbangan harus dilakukan secara tuntas sehingga tidak ada pohon setengah tumbang,dengan batang masih menyatu dengan tunggul.

-Hasil tumbangab tidak di benarkan melintang di atas jalan karena dapat mengganggu aktifitas jalan dan melintang di atas aliran sungai atau air.

-Pohon yang masih berdiri tetapi sudah mati tidak perlu di tumbang sampai pada waktu perun mekanis di kareanakan berbahaya saat penumbangan.

-Penumbangan di areal rawa/rendahan di lakukaan minimal 6 bulan setelah pembuatan outlet dan main drain serta terjadi penurunan permukaan tanah dan menjadi padat.

C.Perun mekanis.stacking, Adalah kegiatan merumpuk kayu-kayu hasil imasn dan tumbangan menggunakan excavator atau pun menggunakan bulldozer, pada gawangan mati dengan sejajar baris tanam yaitu timur-barat. Posisi rumpukan kayu di sesuaikan dengan kondisi vegetasi di lapangan sebagai berikut:

-Areal darat dengan topografi datar ataupun bergelombang dan mempunyai vegetasi hutan sekunder atau semak belukar, posisi rumpukanya biasa 4:1 dan 2:1.

-Areal dengan topografi bukit dan mempunyai vegetasi hutan sekunder atau semak belukar, posisi rumpukan di letakan diantara teras sejajar dengan teras kontur.

-Areal rendahan atau gambut yang mempunyai vegetasi hutan sekunder ataupun semak belukar posisi rumpukan bisa 2:1 yang nantinya di buat parit jika di perlukan di areal tersebut.

Kegiatan perun mekanis dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

-Pemasangan pancang jalur rumpukan pada gawangan mati sebagai petunjuk operator alat berat. tinggi pancang adalah 4 meter dan harus di pasang bendera supaya mudah untuk di lihat oleh operator. Setiap jarak 50 meter di berikan pancang pembantu sehingga terdapat 6 sampai 8 pancang pembantu dalam satu baris rumpukan sehingga meminimalkan kesalahan saat pendorongan rumpukan.

-Untuk areal berbukit, jalur rumpukan mengikuti arah teras countur pun atau bisa juga memotong teras supaya mudah saat pembuatan teras contour.

-Posisi bulldozer atau excavator berada di gawangan  hidup dan posisi pisau harus diatur 10 cm harus di permukaan tanah untuk meminimalkan terkikisnya laspisan top soil tanah oleh buldozer.

-Kayu-kayu di rumpuk atau di kumpulkan di gawangan mati dengan jarak 2,5 meter dari radius titik tanam dan harus disusun rata diatas permukaan tanah setinggi 2 meter.

-Pada pertengahan jalur (pada jarak 150 meter) harus dibebaskan dari rumpukan karena di gunakan sebagai jalan kontrol dengan lebar 4 meter, namun untuk selanjutnya perawatan jalan kontrol denga lebar 2 meter saja sudah cukup, jalan kontrol ini berfungsi sebagai supervisi dan jalur pemupukan. Jalur rumpukan juga harus di kosongkan selebar 4 meter di pinggir jalan.

-Pada pertengahan jalur antara jalan kontrol dan CR, pada jarak 75 meter dari CR dan MR, rumpukan harus juga di putus selebar 2 meter untuk mengontrol api apabila terjadi kebakaran sehingga mudah di padamkan dan tidak menyebar ke rumpukan sebelahnya.

D.Cincang jalur, Cincang jalur merupakan kegiatan embersihakan titik tanam dan jalur tanam dari kayu-kayu yang masih melintang dan mengganggu dan menghalangi penanaman. Dengan cara memotong kayu tersebut dengan chainsaw dan menyusunya di jalur rumpukan, dan jalur rumpukan tidak boleh lebih lebar dari 4 meter dan tinggi rumpukan tidak lebih dari 2 meter. terima kasih.

Penulis Turyono.


Populer viewer