Tampilkan postingan dengan label Panen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Panen. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 08 Agustus 2020

ISPEKSI PANEN DETAIL PERKEBUNAN SAWIT

 

Pengertian

Definisi Speksi Panen Detail

Speksi atas hasil pekerjaan pemanen/pembrondol yg dilakukan secara detail, dilakukan oleh Asisten, Askep,

Manager , Mandor Panen dan dapat juga mengikut sertakan Pekerja (Pemanen / Pembrondol)


Tujuan

- Mengetahui tingkat disiplin pekerja
- Mengetahui tingkat keberhasilan pengawasan oleh Mdr
- Merupakan sugesti pada pekerja
- Dapat menentukan langkah tindak lanjut
- Dapat mengetahui kwantitas losses


Denda terhadap kesalahan pemanen

Setiap Peraturan mempunyai sanksi tersendiri apabila melanggar Peraturan tersebut.

Pelanggaran yang dilakukan oleh pemanen ataupun Pembrondol harus dikenakan sanksi yang tegas sesuai Peraturan dan Ketentuan Denda berdasarkan kesalahan.


TUJUAN  DENDA  PEMANEN

Meningkatkan disiplin kerja

Menaikkan moral kerja pemanen

Diharapkan ada peningkatan mutu

Meningkatkan produktivitas pemanen

 

Keuntungan lain yang di dapat dari speksi panen

Ø  Mendapatkan informasi tentang area semak,adanya lalang.

Ø  Jenis area panen berbukit/rawa dan darat mineral.

Ø  Pokok sawit sisipan dan Abnormal.

Ø  KebutuhanTiti panen apa sudah sesuai dengan kebutuhan.

Ø  Posisi dan area yang perlu di buat tangga panen.

Ø  Jumlah pokok sawit dalam satu jalur.


Pelaksanaan

Sebelum inspeksi, kita melihat data dari FPB & FKB sebagai dasar melakukan speksi panen.

Mempersiapkan peralatan & menentukan ancak yg akan dispeksi.

Melakukan pendataan secara detail yg ingin di data, dari setiap pohon yg ada, di ancak 1 hari si pemanen & pengutip seperti:buah masak tidak di panen,brondolan,pelepah ,dan bunga matahari.

Memperbaiki setiap kesalahan yang ada secara langsung oleh mandor seperti pelepah sengkleh dan tidak disusun, dll.

Mengutip setiap brondolan,yang tertinggal & mengumpulkannya ke dalam kantong plastik

Membawa janjang yang tertinggal ke TPH dengan gancu bila ada yang tertinggal.

Melakukan penjumlahan data dan menimbang brondolan.


Kesimpulan  Inspeksi Panen

Jadi dengan di laksanakanya inspeksi panen kita akan mengurangi,kerugian perusahaan dalam 1 rotasi dapat teratasi (losses) Kerugianya.

Mengetahui tingkatan disiplin mandor dan karyawan.

Mengetahui kendala di lapangan.


Penulis Turyono.

Senin, 27 Juli 2020

KRANI PANEN DAN PENGANGKUTAN KELAPA SAWIT



1-Krani Panen.
Krani panen bertugas membantu mandor panen dalam pencatatan penerimaan buah (TBS)yang di panen pada hari tersebut, Memeriksa mutu TBS dan mencatat secara detail TPH per TPH, agar tidak ada kesalahan dalam penerimaan TBS serta membantu pengelolaan pengiriman buah (TBS) ke pabrik. Setiap mandor panen akan dibantu oleh 1 orang kerani panen. Kebutuhan krani panen menyesuaikan jumlah mandor panen.

Adapun tugas krani panen adalah sebagai berikut.
-Menghitung dan memeriksa TBS seta brondolan yang disusun di TPH. TBS yang tidak disusun Di TPH tidak diterima dan tidak di hitung sebagai pendapatan pemanen. Buah mentah diberi tanda x dan tidak di hitung sebagai pendapatan. Total TBS dan brondolan yang telah dihitung ditulis pada salah satu tangkai TBS tersebut.

-Buah kedaluarsa (buah yang dipanen pada rotasi sebelumnya ) harus di ketek Brondolannya ( jika terlalu masak) dantandan kosong harus dibuang pada gawangan mati.

-Memastikan tidak ada TBS dengan tangkai panjang.

-Mencatat penerimaan TBS pada buku yang telah ditentukan, yaitu yang mencantumkan no.TPH dan jumlah TBS, serta memisahkan buah normal, buah mentah, dan tandan kosong. Tidak dibenarkan mencatat pada buku lainya. Bila terjadi kesalahan tidak boleh ditpe-X atau dirobek, tetapi cukup dicoret saja, apabila terlalu banyak sebaiknya diganti pada halaman selanjutnya.

-Memberikan denda kepada pemanen yang tidak melaksanakan penen dengan benar seperti memanen buah mentah, dan tangkai panjang tidak dipotong.

-Menuliskan output pemanen dalam buku potong buah dan menyerahkanya kepada mandor panen pada sore harinya.

Menyiapkan kendaraan pengangkut TBS ke pabrik sesuai kebutuhan buah dilapangan.

-Menyiapkan tenaga muat TBS untuk memenuhi kendaraan yang telah disediakan, jika tenaga muat tidak disediakan oleh kontraktor.

-Memetakan keberadaan TBS yang ada dilapangan (termasuk restan bila ada ) sehingga proses pengankutan buah dapat berjalan lancar dan efisien.

-Memastikan seluruh TBS dan brondolan yang dipanen dapat terangkut kepabrik semuanya.

-Memastikan muatan kendaraan pengankut tidak over load, agar tidak merusak jalan dan kendaran.

Mandor panen harus melakukan inspeksi detail setiap hari sebelum panen selesai terhadap minimal 3 orang pemanen. Bersama asisten dan mandor 1 serta mandor panen juga melakukan inspeksi detail terhadap 1 orang pemanen Dan pembrondol.
Inspeksi panen detail meliputi:
a.Buah matang tidak dipanen.
b.Buah tinggal dipirngan, pasar pikul, gawangan mati dan parit.
c.Brondolan tidak di kutib.
d.Buah mentah dipanen.
e.Buah dengan tangkai panjang.
F. Kesalahan memotong dan penyusunan pelepah.

Hasil inspeksi detail dicatat dalam format laporan sesuai standart.

-Pengawasan panen juga harus dilakukan oleh estate manager atau pemilik kebun itu sendiri. dan harus memonitor output pemanen dan pembrondol supaya terjaga dan tetap tinggi prestasinya.
-Output pemanen harus mencapai 1,6 ton/Hk untuk panen di TM 3 dan untuk TM 5 Tahun ke ats output panen harus bisa mencapai diatas 2 ton/Hk.

2-Kualitas TBS.
TBS yang dipanen harus sesuai dengan kriteria kematangan buah, yang mana TBS di katakan matang terdapat 2 brondolan lepas per kg TBS. Untuk memastikan bahwa TBS yang dipanen dan dikirim ke pabrik berkualitas baik, maka perlu dilakukan grading terhadap TBS yang telah di panen. Grading dilakukan minimal 10% dari produksi yang diterima di PKS. Grading harus disaksikan petugas dari perwakilan kebun estate dan ( petani mandiri atau pemilik kebun jika pribadi).

3-Premi Panen.
Ketentuan premi panen didasarkan pada.
-Umur tanaman yang amna menyangkut tinggi tanaman.
-Kondisi topografi areal panen.
-Kondisi tanaman yang berhubungan dengan produktifitas tanaman.
-Rata-rata output pemanen dan pembrondol.

Ada 2 jenis premi panen yang berlaku di perkebunan yaitu:
-Perhitungan premi berdasarkan jumlah tandan/janjang yang didapat oleh pemanen.
-Perhitungan premi berdasarkan berat (kg) TBS yang di panen oleh pemanen.

4-Pengankutan buah (TBS).
TBS yang telah dipanen harus diusahakan secepatnya diangkut kepabrik pada hari yang sama. Sebelum TBS diangku ke pabrik, harus dipastikan bahwa seluruh TBS di TPH telah diperiksa, dicatat, memiliki identitas yang cukup dan siap untuk diangkut ke pabrik (PKS).

Pemuatan TBS dilakukan manual atau mekanis. Pemuatan secara manual minimal membutuhkan 2 orang perkendaraan. Pemuatan secara mekanis dapat dilakukan dengan kendaran yang dilengkapai crane grapple. Pengangkutan secara mekanis ini membutuhkan 1 orang sebagai kernet/operator crane grapple. TBS yang akan diangkut menggunakan crane grapple harus disusun di TPH oleh kernet sesuai daya muat dari crane grapple.

Pada saat pemuatan TBS dan brondolan, harus dipastikan tidak ada sampah, tanah, pasir dan batu yang dapat terangkut ke pabrik. Dilarang mengguankan sekop atau cangkul untuk membantu pemuatan brondolan ke kendaraan, karena dapat menyebabkan kerusakan di pabrik jika sampah batu terikut kepabrik pengolahan kelapa sawit.

Pengankutan TBS ke pabrik dapat dilakukan sendiri oleh kendaraan kebun atau dikontrakan oleh pihak ketiga. Jika dilakukan oleh kontraktor mak harga angkut dihitung per kilogram TBS hasil penimbangan di pabrik. Dihitung dan harga di tentukan berdasarkan jarak jauh yang melewati jalan raya , maka kendaraan harus dilengkapi dengan jaring atau net dan diberi segel yang hanya dapat dibuka oleh petugas pabrik untuk mencegah pencurian. Selain itu sebelum keluar buah, terlebih dahulu harus ditimbang di kebun. hasil timbangan di kebun dikroscek dengan timbangan di pabrik untuk meminimlkan pencurian dan pencocokan hasil timbangan.

Terima kasih.

Penulis Turyono.

Minggu, 26 Juli 2020

PENGAWASAN PANEN KELAPA SAWIT


1-Pengawasan panen.
Kualitas panen, baik kualitas buah maupun kualitas pemotongan buah sangat ditentukan olah pengawasan/su[ervisi panen. Pengawasan panen dilakukan oleh mandor 1, mandor panen dan krani panen.

-a.Mandor 1.
Mandor satu bertugas membantu Asisten Divisi dalam mengelola divisi, tugas utamanya adalah melakukan supervisi kegiatan panen, pemupukan dan pemeliharaan lainya serta memastikan kegiatan yang direncanakan oleh Asisten Divisi berjalan dengan baik.
Kebutuhan mandor 1 tergantung pada luasan divisi, Idealnya 1 Divisi mempunyai 1 orang mandor 1.

Adapun tugas seorang mandor 1 secara terperinci adalah sebagai berikut.
-Membantu Asisten Divisi melakukan supervisi kegiatan pemeliharaan, pemupukan, dan panen dalam lingkup divisinya.
-Bersama Asisten Divisi menyususn rencana kerja harian setiap sore hari pada hari H-1.
-Memastikan seluruh karyawan, baik karyawan tetap maupun BHL, bekerja sesuai dengan rencana kerja harian yang telah di buat sebelumnya oleh asisten dan mandor 1.
-Membuat perhitungan perkiraan panen dan keperluan banyaknya pemanen untuk besok hari (berdasarkan perkiraan hasil panen mandor panen) serta mendiskusikanya dengan Asisten Divisi.
-Melakukan pemeriksaan kualitas buah dan ancak panen, untuk memastikan tidak ada buah matang yang tertinggal dan tidak ada buah mentah di panen serta brondolan telah terkutib seluruhnya.
-Memeriksa administrasi panen serta memastikan administrasi panen di jalankan dengan baik dan benar.
-Memonitor pengankutan buah (TBS) dan memastikan semua TBS hasil panen diangkut semuanya ke pabrik pengolahan kelapa sawit. (PKS).
-Memonitor output pekerja (Hk/Ha) dan mendiskusikanya dengan mandor sore harinya.
-Berkoodinasi dengan asisten Divisi dan menjalankan kebijakanya Asisten Divisi.

-b.Mandor Panen.
Mandor panen bertugas untuk membantu Asisten Divisi dan mandor 1 dalam pengawasan kegiatan panen, meliputi pengawasan mutu buah dan mutu ancak , absensi, output pemanen & pembrondol, pengaturan ancak panen dan sebagainya. Kebutuhan mandor panen per Divisi tergantung jumlah pemanen pada divisitersebut. Pad Tm tahun ke-1 sampai tahun k-3, Seorang mandor panen dapat mengawasi 15 orang pemanen sementara Untuk TM tahun ke empat dan seterusnya , seorang mandor panen dapat mengawasi 12 orang pemanen , Idealnya seorang mandor panen dapat mengawasi 12-15 orang pemanen.


Adapun tugas-tugas mandor panen secara terperinci adalah sebagai berikut.
-Melakukan lingkaran pagi (morning muster) pada pukul 06.00 pagi, Untuk memberikan motivasi terhadap pemanen, memberi tahu kesalahan pemanen dan output panen yang telah dicapai.
-Melakukan absensi dan memastikan jumlah pemanen mencukupi.
-Memeriksa peralatan panen karyawan, apakah sudah lengkap atau belum lengkap.
-Membagi ancak panen dan memastikan pemanen bekerja sesuai dengan ancak yang telah ditentukan.
-Memastikan seluruh ancak telah dipanen dengan benar.
-Mematikan tidak ada buah masak yang tidak dipanen pada setiap ancak dan tidak ada buah mentah yang dipanen (buah mentah dipanen tidak boleh diperam dan harus dikeluarkan ke TPH.
-Memastikan tangakai buah di potong v-cut sehingga berbentuk mulut kodok.
-Memastikan semua buah yang dipanen diangkut ke TPH dan tidak ada yang tertinggal di ancak panen.
-Memastikan tidak ada pelepah sengkleh dan semua pelepah yang terpotong tersusun rapih dan sesuai dengan ketentuan L-Ship atau U-Ship.
-Memastikan seluruh brondolan telah terkutib diseluh TPH.
-Membantu kerani panen atas sanksi/denda yang akan diberikan kepada pemanen sesuai hasil pemeriksaan mutu buah dan ancak panen.
-Memeriksa buku krani panen untuk mengetahui output pemanen dan pembrondol, terutama yang outputnya rendah tidak mencapai target standart borong.
-Mengatur pengangkutan TBS ke pabrik dan memastikan seluruh TBS yang dipanen diangkut ke pabrik pada hari yang sama.
-Memastikan kerapatan buah pada areal yang akan dipanen besok, Untuk menghitung taksasi panen esok hari dan mengisi administrasi panen di kantor divisi.

Terima kasih.

Penulis Turyono.

Sabtu, 25 Juli 2020

PANEN KELAPA SAWIT


1-Pendahuluan.
Panen merupakan kegiatan rutin yang sangat penting di perkebunan, sehingga harus dilakukan pada saat yang tepat, yaitu pada saat tandan buah segar (TBS) mencapai kematangan yang sempurna supaya di peroleh rendemen/ekstraksi yang maksimal. Panen sesuai standart sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas minyak. Untuk mencapai hal tersebut di perlukan perencanaan, manajemen, dan pengawasan yang teratur dan konsisten.

2-Sistem Ancak Panen.
Ancak panen merupakan luasan areal panen per individu pemanen yang harus di panen pada hari tersebut. Pembagian ancak panen harus diatur agar memudahkan supervisi dan pengangkutan hasil. Ada beberapa sistem ancak panen yang diterapkan di perkebunan kelapa sawit, diantaranya sistem ancak tetap dan ancak giring, ancak giring tetap per mandoran dan ancak D6. Sistem ancak yang direkomendasikan oleh perusahaan adalah sitem ancak panen D6 adalah sistem ancak tetap untuk setiap pemanen di perkebunan kelapa sawit perusahaan dan pribadi/perorangan.

a.Sistem ancak tetap.
Dalam sistem ini, areal yang harus di panen secara rutin oleh masing-masing pemanen adalah tetap/sama. Pemanen harus menyelsaikan panen pada areal dan luasan yang telah ditentukan setiap harinya. Apabila ada pemanen yang tidak bekerja , maka mandor panen harus mencari gantinya.
Kelebihan sistem ini adalah sebagai berikut.
-Tanggung jawab pemanen terhadap ancak tinggi karena akan di panen setaiap hari.
-Jika  pemanen melakukan kesalahan kita dapat mengetahui dengan pasti siyapa yang melakukanya di setiap ancaknya.

b.Sistem ancak D6.
Sistem D6 merupakan penggabungan dari sistem ancak tetap dan ancak giring tetap. Areal TM di setiap divisi harus dibagi menjadi 6 bagian, dengan dasar 6 hari kerja dalam satu minggu (senin sampai sabtu).
Seluruh pemanen dan pembrondol sesuai jumlah mandoran yang ada. Bekerja secara serentak dalam satu blok dan selanjutnya pindah keblok berikutnya sampai selesai ancak pada hari itu. Ancak panen di tetapkan 2-4 baris per pemanen per blok. Panen tiap blok diselsaikan sampai pasar kontrol TBs yang dipanen langsung ke TPH. Selanjutnya dilanjutkan ke ancak depan dalam satu blok.

Pada setiap sudut blok dipasang tanda berupa plat seng dengan ukuran 20 cm x 20 cm sesuai ancaknya. Contoh: D1 untuk hari pertama atau senin, dan D2 untuk hari selasa dan seterusnya sampai 6 hari.

Kelebihan dari sistem ancak D6 adalah sebagai berikut:
-Cepat keluar sehingga transportasi lebih cepat dan efisien.
-Pengawasan lebih mudah.
-Tanggung jawab pemanen lebih tinggi untuk mempertahan kualitas panen/ancak panen tersebut.
-Keamana hasil panen lebih terjamin.
-Kondisi jalan lebih terjaga.
-Output pemanen lebih konsisten.

Walaupun sistem ini sulit diterapkan pada areal teras dan blok tidak standart, namun dengan perencanaan dan pengaturan yang baik, hal ini dapat di atasi dan di aplikasikan sesuai harapan.

3-Pelaksanaan Panen.
-Pelakasanaan potong buah pada tanaman muda (sampai dengan ketinggian pokok 1 meter) dilakukan tanpa memotong pelepah atau istilahnya curi buahnya saja. Dan harus di usahakan jangan sampai ada yang sengkleh. Sementara pada tanaman tua, semua pelepah songgo (pelepah yang menopang buah) di potong rapat kebatang. Jumlah pelepah harus dipertahan kan sesuai standart. Pelepah yang terpotong harus disusun sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku.

-TBS yang sudah dipanen tetap berada di piringan sambil menunggu diangkut ke TPH dan tidak dibenarkan untuk ditumpuk semntara di sepanjang pasar pikul (ada kecendrungan brondolnya ditinggal dipiringan atau tercecer di pasar pikul).

-Tangkai buah dipotong rapat (<2 cm dari potongan terdekat dengan sisi permukaan buah) tetapi jangan sampai terkena tandan, Kemudian di buang kegawangan. Jika berat tandan 10 kg, Maka pemotongan tangkai harus rapat mengikuti cara potongan v-cut ( berbentuk v) menggunakan kampak khusus. Pemotongan tangkai ini dilakukan dipiringan sebelum buah diangkut ke TPH.

-Pelepah disusun sesuai ketentuan penyusunan pelepah. Tidak dibenarkan adanya pelepah sengkleh akibat pemotongan buah.

-Semua brondolan yang tersangkut di ketiak pelepah harus dikorek/disogrok.

-TBS di susun secara teratur di TPH , misalnya 5 atau 10 TBS per baris (memudahkan penghitungan ) dan semua TBS diberi nomor pemanen apabila seluruh TBS ancak tersebut telah keluar. Susunan TBS di buat terpisah untuk pemanen yang berlainan pada TPH yang sama.

-Kutip/kumpulkan seluruh brondolan , brondolan harus bebas dari sampah dan batu.

-Brondolan di kumpulkan dalam satu tumpukan tersendiri disamping TBS di TPH dengan dialasi karung.

Ada 8 lokasi yang perlu diperhatikan untuk mengurangi brondolan yang tertinggal yaitu:
-Brondolan di ketiak pelepah.
-Brondolan dipiringan.
-Brondolan di gawangan/rumpukan.
-Brondolan di pasar pikul.
-Brondolan di parit dan pinggir parit.
-Brondolan di TPH.
-Brondolan di jalan.
-Brondolan di bak truk atau trailer.

4-Pengumpulan TBS dan brondolan ke TPH.
TBS yang telah di potong dan disusun dengan rapi di TPH dan di beri nomor pemanen. Nomor pemanen dan jumlah janjang di tulis pada tangkai buah yang sudah dipotong. Brondolan di kumpulkan ke TPH dengan di beri alas karung dan diberi nomor pembrondol serta jumlah tumpukan brondolanya.
Brondolan harus bersih dari sampah, batu atau tanah. Krani panen harus memeriksa buah dan brondolan serta mencatatnya sebelum dikirimkan ke pabrik (PKS).

Terima kasih.

Penulis Turyono.

Senin, 13 Juli 2020

PERALATAN PANEN KELAPA SAWIT

Peralatan panen kelapa sawit di golongkan menjadi 3, yaitu peralatan untuk memotong buah/tbs, peralatan untuk membawa buah ke TPH dan untuk peralatan bongkar muat TBS.

1-Peralatan potong buah, adalah peralatan yang du gunakan untuk memotong buah di bedakan berdasarkan umur tanaman yaitu.
-a.Untuk tanaman yang ber umur 3-5 tahun menggunakan dodos kecil dengan lebar mata 8-12,5 cm.
-b.Untuk tanaman yang berumur >5-8 tahun menggunakan dodos besar dengan lebar mata dodos 14 cm.
-c.Untuk tanaman yang berumur >8 tahun menggunakan eggrek, pisau egrek berbentuk seperti pisau arit dan di pasangkan pada galah yang terbuat dari bambu atau aluminium.

-Peralatan lainya yang harus disiapkan untuk potong buah adalah batu asah untuk mengasah mata dodos dan eggrek supaya terjamin ketajamanya.
-Selain itu juga,harus disiapkan kampak untuk memotong tangkai jangjng yang panjang, dan untuk membantu pengutipan brondolan perlu di siapkan gancu kecil dan cokeran untuk mengeluarkan brondolan yang tersangkut di ketiak pelepah sawit.

-Dodos.

-Egrek dan Tojok.

2-Peralatan untuk mengangkut tbs ke TPH, Untuk mengankut buah sawit ke TPH dapat menggunakan angkong, selain itu harus di sediakan ember yang seragam untuk mengutib brondolan dan karung sehingga berat brondolan dapat tertaksasi berat KG dan di masukan ke karung atau alas karung yang sudah di belah dan di beri tanda daun berapa helai daun menandakan itu berap ember brondolan yang terkutib.
-Artco (angkong)

3-Peralatan bongkar muat TBS, Alat yang di gunakan biasanya gancu dan tojok untuk mempermudah pengambilan janjang buah sawit dari bawah pokok sawit ke artco dan menurunkanya lagi ke TPH.
-Gancu. 

Kebutuhan Pemanen dan Pembrondol.
-Pemanen harus sudah di rekrut dan cukup tersedia untuk memulai panen pada waktu yang ditentukan. Kebutuhan pemanen di hitung berdasarkan estimasi produksi satu tahun dan rata-rata output pemanen, dengan formulasi sebagai berikut:
-Jumlah pemanen:total TBS(ton)/output pemanen (ton per hk) x hari kerja efektif 1 tahun maka akan ketemu kebutuhan pemanen yang di butuhkan.

-Pada areal panen baru mana output pemanenya belum bisa di ketahui, maka kebutuhan pemanen dapat di hitung dengan asumsi untuk areal datar 1 orang pemanen untuk 25 ha dan untuk areal rawa/bukit satu orang pemanen 16 ha. Rasio jumlah pemanen dan pembrondol adalah 1:1, namun pada saat produksi rendah, jumlah pemberondol dapat di kurangi. Terima kasih .

Penulis Turyono.

Minggu, 12 Juli 2020

SERANGGA PENYERBUK KELAPA SAWIT


Untuk membantu proses penyerbukan,terutama pada areal penanaman baru yang di sekitarnya belum ada kebun kelapa sawit, maka perlu dilakukan pengembangan serangga penyerbuk yaitu bernama elaidobius camerunicus. 
-Proses penyerbukan yang optimum dapat tercapai apabila populasi elaidobius camerunicus, mencapai 25.000-30.000 ekor per hektar. Untuk mengembangkan serangga penyerbuk ini, maka di pilih bunga jantan yang berisi larva elaidobius camerunicus yang sudah ber umur 2 minggu dan kemudian di potong dimasukan kedalam kantong plastik yang dapat di masuki udara. 
-Bunga jantan ini selanjutnya di bawa ke areal untuk pengembangan dan di letakan di atas pohon yang memiliki bunga jantan yang sedang anthesis. areal untuk pengembangandi pilih di tengah blok/divisi dalam luas 30 Ha, harus ada sekitar 10 janjang tandan bunga jantan. Setelah satu minggu selanjutnya di lakukan monitoring perkembngan seranggga tersebut.

-Jika masih terdapat buah parthenocarpy dan buah kurang semourna berarti penyerbukan dan serangga pada blok tersebut masih jauh dari batas jumlah serangga penyerbuk elaidobius camerunicus.

Maka perlu di lakukan aspol, asisted polination yaitu dengan cara menyemprotkan serbuk sari ke bunga betina sawit, dengan di campur bubuk atau bedak sebagai pencampurnya supaya lebih lengket.
Dengan cara kerja sebagai berikut:

Alat dan bahan. terdiri dari karet pemompa, slang sepanjang kebutuhan, botol kecap atau cause, dan bilah kayu yang panjang dan isolasi perekatnya.
Buat lubang pada botol kecap, terus di buat saluran masuk udara slang panjang dan saluran keluar slang pendek, slang panjang dihubungkan dengan pemompa karet di bawah yang akan kita tekan sehingga mengeluarkan udara dan memompa bubuk serbuksari keluar menyerbuki bunga betina sawit.

Cara buat bubuk polennya, ambil bunga jantan yang masih antesis yang baru kemudian potong, dan kemudian di letakan dia atas baskom kemudian di rontokan serbuksarinya ke baskom setelah dapat banyak kemudian di saring supaya  bersih terhindar dari kotoran. 
kemudian ambil polen 10 gram dan bedak 1000gram perbandinganya 1:10. 
-Kemudian di aduk dan campur sampai merata, kemudian ditaruh di botol kecap tersebut, setealah itu kita keliling mencari bunga betina yang masih berwarna putih kemmudian kita semprotkan 1 sampai 3 kali semprotanya kesemua bunga betina tersebut sehingga dapat terjadi penyerbukan yang dinginkan

-lakukan ini selama kurang lebih 2 minggu sekali selama 1 tahun maka akan terlihat hasilnya buah akan menjadi normal dan partenocharpy akan berkurang. terima kasih

Penulis Turyono.

Populer viewer