Sensus merupakan pekerjaan awal yang harus dilakukan sebelum penyisipan untuk mengetahui jumlah pokok yang harus disisip. Sensus dilakukan pada umur sawit 2,6 dan 10 bulan setelah tanam.
2-Penyisipan (Supplying/Infiling).
Penyisipan bertujuan untuk memenuhi titik tanam sesuai standart per hektar yang dinginkan sehingga menghasilkan produksi yang maksimal. Penyisipan titik kosong harus selesai pada saat tanaman berumur 18 bulan. Bibit yang di tanam sebaiknya menggunakan Bibit APM. Penyisipan sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan. sehingga prosentase tumbuh dan hidup tinggi.
3-Sensus dan Penyisipan pPokok Abnormal.
Sensus pokok abnormal mulai dilakukan pada umur 12 bulan setelah tanam. Berikut adalah ciri-ciri pokok abnormal dilapangan yang harus diganti/disisip.
a.Limp or Flaccid Appearance.
Pokok yang kelihatanya lemah dengan pelepah yang kelihatan layu.
b.Acute Pinae.
Pokok kelihatan kurus dan tinggi dengan sudut letak pelepah yang sempit, hampir tegak lurus.
c.Chimaera.
Pokok dengan sebagian anak daunnya berwarna pucat atau kuning terang.
d.Juvenille.
Pokok dengan helai anak daun yang tidak terpisah atau menyatu terus.
e.Runt/Stunted. (Kerdil pertumbuhanya lambat dan kecil tidak membesar).
f.Short Broad Pinnae.
Pokok kelihatan padat, karena letak pelepah berdekatan.
g.Flat top form.
Pokok kelihatan rata, karena pelepah yang tumbuh baru lebih pendek dari pelepah yang lama.
h.Short Internode.
Pokok dengan jarak antar helai daun yang terlihat sangat dekat.
i.Pokok yang terserang Crown disease.
j.Pokok dengan pangkal batang membesar.
k.Pokok Steril.
Pokok yang mana terbentuk buah selalu gugur karena faktor genetis. Biasanya pokok tumbuh dengan sangat subur dengan produksi buah yang sangat banyak tetapi membusuk sebelum masak.
Pokok abnormal diberi tanda X atau dikat pakai tali rafia merah untuk selanjutnya di bongkar dan setelah satu bulan baru disisp dengan bibit yang baru.
Sebelum dilakukan pembongkaran, jumlah pokok/ha yang harus diidentifikasi sebagai area statment.
4-Sensus dan Penyisipan Pokok Unproduktif.
Sensus unproduktif dilakukan bersamaan dengan ablasi, dimulai ketika muncul bunga betina sekitar umur 14 bulan dan berakhir pada umur 20 bulan.
Sensus pokok unproduktif dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a-Pokok yang dibuang bunga betinanya, diberi tanda titik/dot pada pelepahnya ( menggunakan cat putih yang tahan lama).
b-Pelepah yang diberi tanda adalah pelepah bagian tengah yang menghadap ke pasar pikul dan tanda diberikan tepat pada pertengahan pelepah supaya mudah untuk di lihat.
c-Jumlah titik berdasarkan pada jumlah bunga betina yang di buang.
d-Sensus dilakukan 4 kali dengan interval 2 bulan.
e-Apabila sudah mencapai 3 titik, maka tanda berikutnya berupa strip garis putih dengan panjang kurang lebih 5 cm, yang berarti bahwa pokok tersebut mempunyai 4 bunga betina yang produktif.
f-Apabila pengamatan pertama, sudah ditemui pokok mempunyai minimal bunga betina 4 tandan maka langsung diberi tanda strip.
g-Dilakukan perhitungan prosentase jumlah pokok yang mempunyai titik 1, 2 dan 3 dan tanda strip serta pokok yang tidak mempunyai tanda.
Jumlah pokok/ha yang akan dibongkar harus dilaporkan ke atasan atau yang punya kebun pribadi, dan untuk pelaksaanaan pembongkaran harus mendapatkan persetujuan. Pembongkaran dimulai pada pokok yang mempunyai titik. Penyisipan unproduktif harus selesai sebelum tanaman berumur 24 bulan.
5-Ablasi.
Ablasi merupakankegiatan pembuangan bunga jantan dan bunga betina. Ablasi bertujuan untuk mengalihkan nutrisiyang digunakan untuk pembentukan buah yang tidak ekonomis ke pertumbuhan vegetatif, karena sampai dengan umur 20 bulan, bunga yang dihasilkan masih belum membentuk buah yang sempurna sehingga ekonomis untuk diolah. Dengan pengalihannutrisi untuk pertumbuhan vegetatif, maka tanaman kelapa sawit akan semakin kuat sehingga pertumbuhan buah akan lebih besar.
Ablasi mulai pada umur 14 bulan sampai 20 bulan atau pada saat bunga muncul. Dengan interval 2bulan sekali. Pada saat ablasi, bunga/buah hermaphrodit juga harus dibuang. Pada ablasi rotasi terakhir, bunga jantan tidak boleh dibuang, karena akan digunakan sebagai media pengembangan elaidobius camerunicus. Alat yang digunakan untuk ablasi adalah dodos chisel dengan lebar mata dodos 7,5 cm, sehingga mudah dan cepat dalam melakukan pekerjaan.
Terima kasih.
Penulis Turyono.