Rabu, 29 Juli 2020

TANAMAN SAWIT BELUM MENGHASILKAN 1



1-Sensus ( Untuk suppliying/Infiling).
Sensus merupakan pekerjaan awal yang harus dilakukan sebelum penyisipan untuk mengetahui jumlah pokok yang harus disisip. Sensus dilakukan pada umur sawit 2,6 dan 10 bulan setelah tanam.

2-Penyisipan (Supplying/Infiling).
Penyisipan bertujuan untuk memenuhi titik tanam sesuai standart per hektar yang dinginkan sehingga menghasilkan produksi yang maksimal. Penyisipan titik kosong harus selesai pada saat tanaman berumur 18 bulan. Bibit yang di tanam sebaiknya menggunakan Bibit APM. Penyisipan sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan. sehingga prosentase tumbuh dan hidup tinggi.

3-Sensus dan Penyisipan pPokok Abnormal.
Sensus pokok abnormal mulai dilakukan pada umur 12 bulan setelah tanam. Berikut adalah ciri-ciri pokok abnormal dilapangan yang harus diganti/disisip.

a.Limp or Flaccid Appearance.
Pokok yang kelihatanya lemah dengan pelepah yang kelihatan layu.
b.Acute Pinae.
Pokok kelihatan kurus dan tinggi dengan sudut letak pelepah yang sempit, hampir tegak lurus.
c.Chimaera.
Pokok dengan sebagian anak daunnya berwarna pucat atau kuning terang.
d.Juvenille.
Pokok dengan helai anak daun yang tidak terpisah atau menyatu terus.
e.Runt/Stunted. (Kerdil pertumbuhanya lambat dan kecil tidak membesar).
f.Short Broad Pinnae.
Pokok kelihatan padat, karena letak pelepah berdekatan.
g.Flat top form.
Pokok kelihatan rata, karena pelepah yang tumbuh baru lebih pendek dari pelepah yang lama.
h.Short Internode.
Pokok dengan jarak antar helai daun yang terlihat sangat dekat.
i.Pokok yang terserang Crown disease.
j.Pokok dengan pangkal batang membesar.
k.Pokok Steril.
Pokok yang mana terbentuk buah selalu gugur karena faktor genetis. Biasanya pokok tumbuh dengan sangat subur dengan produksi buah yang sangat banyak tetapi membusuk sebelum masak.

Pokok abnormal diberi tanda X atau dikat pakai tali rafia merah untuk selanjutnya di bongkar dan setelah satu bulan baru disisp dengan bibit yang baru.
Sebelum dilakukan pembongkaran, jumlah pokok/ha yang harus diidentifikasi sebagai area statment.

4-Sensus dan Penyisipan Pokok Unproduktif.
Sensus unproduktif dilakukan bersamaan dengan ablasi, dimulai ketika muncul bunga betina sekitar umur 14 bulan dan berakhir pada umur 20 bulan.  

Sensus pokok unproduktif dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a-Pokok yang dibuang bunga betinanya, diberi tanda titik/dot pada pelepahnya ( menggunakan cat putih yang tahan lama).
b-Pelepah yang diberi tanda adalah pelepah bagian tengah yang menghadap ke pasar pikul dan tanda diberikan tepat pada pertengahan pelepah supaya mudah untuk di lihat.
c-Jumlah titik berdasarkan pada jumlah bunga betina yang di buang.
d-Sensus dilakukan 4 kali dengan interval 2 bulan.
e-Apabila sudah mencapai 3 titik, maka tanda berikutnya berupa strip garis putih dengan panjang kurang lebih 5 cm, yang berarti bahwa pokok tersebut mempunyai 4 bunga betina yang produktif.
f-Apabila pengamatan pertama, sudah ditemui pokok mempunyai minimal bunga betina 4 tandan maka langsung diberi tanda strip.
g-Dilakukan perhitungan prosentase jumlah pokok yang mempunyai titik 1, 2 dan 3 dan tanda strip serta pokok yang tidak mempunyai tanda.

Jumlah pokok/ha yang akan dibongkar harus dilaporkan ke atasan atau yang punya kebun pribadi, dan untuk pelaksaanaan pembongkaran harus mendapatkan persetujuan. Pembongkaran dimulai pada pokok yang mempunyai titik. Penyisipan unproduktif harus selesai sebelum tanaman berumur 24 bulan.

5-Ablasi.
Ablasi merupakankegiatan pembuangan bunga jantan dan bunga betina. Ablasi bertujuan untuk mengalihkan nutrisiyang digunakan untuk pembentukan buah yang tidak ekonomis ke pertumbuhan vegetatif, karena sampai dengan umur 20 bulan, bunga yang dihasilkan masih belum membentuk buah yang sempurna sehingga ekonomis untuk diolah. Dengan pengalihannutrisi untuk pertumbuhan vegetatif, maka tanaman kelapa sawit akan semakin kuat sehingga pertumbuhan buah akan lebih besar.

Ablasi mulai pada umur 14 bulan sampai 20 bulan atau pada saat bunga muncul. Dengan interval 2bulan sekali. Pada saat ablasi, bunga/buah hermaphrodit juga harus dibuang. Pada ablasi rotasi terakhir, bunga jantan tidak boleh dibuang, karena akan digunakan sebagai media pengembangan elaidobius camerunicus. Alat yang digunakan untuk ablasi adalah dodos chisel dengan lebar mata dodos 7,5 cm, sehingga mudah dan cepat dalam melakukan pekerjaan.

Terima kasih.

Penulis Turyono.

Senin, 27 Juli 2020

KRANI PANEN DAN PENGANGKUTAN KELAPA SAWIT



1-Krani Panen.
Krani panen bertugas membantu mandor panen dalam pencatatan penerimaan buah (TBS)yang di panen pada hari tersebut, Memeriksa mutu TBS dan mencatat secara detail TPH per TPH, agar tidak ada kesalahan dalam penerimaan TBS serta membantu pengelolaan pengiriman buah (TBS) ke pabrik. Setiap mandor panen akan dibantu oleh 1 orang kerani panen. Kebutuhan krani panen menyesuaikan jumlah mandor panen.

Adapun tugas krani panen adalah sebagai berikut.
-Menghitung dan memeriksa TBS seta brondolan yang disusun di TPH. TBS yang tidak disusun Di TPH tidak diterima dan tidak di hitung sebagai pendapatan pemanen. Buah mentah diberi tanda x dan tidak di hitung sebagai pendapatan. Total TBS dan brondolan yang telah dihitung ditulis pada salah satu tangkai TBS tersebut.

-Buah kedaluarsa (buah yang dipanen pada rotasi sebelumnya ) harus di ketek Brondolannya ( jika terlalu masak) dantandan kosong harus dibuang pada gawangan mati.

-Memastikan tidak ada TBS dengan tangkai panjang.

-Mencatat penerimaan TBS pada buku yang telah ditentukan, yaitu yang mencantumkan no.TPH dan jumlah TBS, serta memisahkan buah normal, buah mentah, dan tandan kosong. Tidak dibenarkan mencatat pada buku lainya. Bila terjadi kesalahan tidak boleh ditpe-X atau dirobek, tetapi cukup dicoret saja, apabila terlalu banyak sebaiknya diganti pada halaman selanjutnya.

-Memberikan denda kepada pemanen yang tidak melaksanakan penen dengan benar seperti memanen buah mentah, dan tangkai panjang tidak dipotong.

-Menuliskan output pemanen dalam buku potong buah dan menyerahkanya kepada mandor panen pada sore harinya.

Menyiapkan kendaraan pengangkut TBS ke pabrik sesuai kebutuhan buah dilapangan.

-Menyiapkan tenaga muat TBS untuk memenuhi kendaraan yang telah disediakan, jika tenaga muat tidak disediakan oleh kontraktor.

-Memetakan keberadaan TBS yang ada dilapangan (termasuk restan bila ada ) sehingga proses pengankutan buah dapat berjalan lancar dan efisien.

-Memastikan seluruh TBS dan brondolan yang dipanen dapat terangkut kepabrik semuanya.

-Memastikan muatan kendaraan pengankut tidak over load, agar tidak merusak jalan dan kendaran.

Mandor panen harus melakukan inspeksi detail setiap hari sebelum panen selesai terhadap minimal 3 orang pemanen. Bersama asisten dan mandor 1 serta mandor panen juga melakukan inspeksi detail terhadap 1 orang pemanen Dan pembrondol.
Inspeksi panen detail meliputi:
a.Buah matang tidak dipanen.
b.Buah tinggal dipirngan, pasar pikul, gawangan mati dan parit.
c.Brondolan tidak di kutib.
d.Buah mentah dipanen.
e.Buah dengan tangkai panjang.
F. Kesalahan memotong dan penyusunan pelepah.

Hasil inspeksi detail dicatat dalam format laporan sesuai standart.

-Pengawasan panen juga harus dilakukan oleh estate manager atau pemilik kebun itu sendiri. dan harus memonitor output pemanen dan pembrondol supaya terjaga dan tetap tinggi prestasinya.
-Output pemanen harus mencapai 1,6 ton/Hk untuk panen di TM 3 dan untuk TM 5 Tahun ke ats output panen harus bisa mencapai diatas 2 ton/Hk.

2-Kualitas TBS.
TBS yang dipanen harus sesuai dengan kriteria kematangan buah, yang mana TBS di katakan matang terdapat 2 brondolan lepas per kg TBS. Untuk memastikan bahwa TBS yang dipanen dan dikirim ke pabrik berkualitas baik, maka perlu dilakukan grading terhadap TBS yang telah di panen. Grading dilakukan minimal 10% dari produksi yang diterima di PKS. Grading harus disaksikan petugas dari perwakilan kebun estate dan ( petani mandiri atau pemilik kebun jika pribadi).

3-Premi Panen.
Ketentuan premi panen didasarkan pada.
-Umur tanaman yang amna menyangkut tinggi tanaman.
-Kondisi topografi areal panen.
-Kondisi tanaman yang berhubungan dengan produktifitas tanaman.
-Rata-rata output pemanen dan pembrondol.

Ada 2 jenis premi panen yang berlaku di perkebunan yaitu:
-Perhitungan premi berdasarkan jumlah tandan/janjang yang didapat oleh pemanen.
-Perhitungan premi berdasarkan berat (kg) TBS yang di panen oleh pemanen.

4-Pengankutan buah (TBS).
TBS yang telah dipanen harus diusahakan secepatnya diangkut kepabrik pada hari yang sama. Sebelum TBS diangku ke pabrik, harus dipastikan bahwa seluruh TBS di TPH telah diperiksa, dicatat, memiliki identitas yang cukup dan siap untuk diangkut ke pabrik (PKS).

Pemuatan TBS dilakukan manual atau mekanis. Pemuatan secara manual minimal membutuhkan 2 orang perkendaraan. Pemuatan secara mekanis dapat dilakukan dengan kendaran yang dilengkapai crane grapple. Pengangkutan secara mekanis ini membutuhkan 1 orang sebagai kernet/operator crane grapple. TBS yang akan diangkut menggunakan crane grapple harus disusun di TPH oleh kernet sesuai daya muat dari crane grapple.

Pada saat pemuatan TBS dan brondolan, harus dipastikan tidak ada sampah, tanah, pasir dan batu yang dapat terangkut ke pabrik. Dilarang mengguankan sekop atau cangkul untuk membantu pemuatan brondolan ke kendaraan, karena dapat menyebabkan kerusakan di pabrik jika sampah batu terikut kepabrik pengolahan kelapa sawit.

Pengankutan TBS ke pabrik dapat dilakukan sendiri oleh kendaraan kebun atau dikontrakan oleh pihak ketiga. Jika dilakukan oleh kontraktor mak harga angkut dihitung per kilogram TBS hasil penimbangan di pabrik. Dihitung dan harga di tentukan berdasarkan jarak jauh yang melewati jalan raya , maka kendaraan harus dilengkapi dengan jaring atau net dan diberi segel yang hanya dapat dibuka oleh petugas pabrik untuk mencegah pencurian. Selain itu sebelum keluar buah, terlebih dahulu harus ditimbang di kebun. hasil timbangan di kebun dikroscek dengan timbangan di pabrik untuk meminimlkan pencurian dan pencocokan hasil timbangan.

Terima kasih.

Penulis Turyono.

Minggu, 26 Juli 2020

PENGAWASAN PANEN KELAPA SAWIT


1-Pengawasan panen.
Kualitas panen, baik kualitas buah maupun kualitas pemotongan buah sangat ditentukan olah pengawasan/su[ervisi panen. Pengawasan panen dilakukan oleh mandor 1, mandor panen dan krani panen.

-a.Mandor 1.
Mandor satu bertugas membantu Asisten Divisi dalam mengelola divisi, tugas utamanya adalah melakukan supervisi kegiatan panen, pemupukan dan pemeliharaan lainya serta memastikan kegiatan yang direncanakan oleh Asisten Divisi berjalan dengan baik.
Kebutuhan mandor 1 tergantung pada luasan divisi, Idealnya 1 Divisi mempunyai 1 orang mandor 1.

Adapun tugas seorang mandor 1 secara terperinci adalah sebagai berikut.
-Membantu Asisten Divisi melakukan supervisi kegiatan pemeliharaan, pemupukan, dan panen dalam lingkup divisinya.
-Bersama Asisten Divisi menyususn rencana kerja harian setiap sore hari pada hari H-1.
-Memastikan seluruh karyawan, baik karyawan tetap maupun BHL, bekerja sesuai dengan rencana kerja harian yang telah di buat sebelumnya oleh asisten dan mandor 1.
-Membuat perhitungan perkiraan panen dan keperluan banyaknya pemanen untuk besok hari (berdasarkan perkiraan hasil panen mandor panen) serta mendiskusikanya dengan Asisten Divisi.
-Melakukan pemeriksaan kualitas buah dan ancak panen, untuk memastikan tidak ada buah matang yang tertinggal dan tidak ada buah mentah di panen serta brondolan telah terkutib seluruhnya.
-Memeriksa administrasi panen serta memastikan administrasi panen di jalankan dengan baik dan benar.
-Memonitor pengankutan buah (TBS) dan memastikan semua TBS hasil panen diangkut semuanya ke pabrik pengolahan kelapa sawit. (PKS).
-Memonitor output pekerja (Hk/Ha) dan mendiskusikanya dengan mandor sore harinya.
-Berkoodinasi dengan asisten Divisi dan menjalankan kebijakanya Asisten Divisi.

-b.Mandor Panen.
Mandor panen bertugas untuk membantu Asisten Divisi dan mandor 1 dalam pengawasan kegiatan panen, meliputi pengawasan mutu buah dan mutu ancak , absensi, output pemanen & pembrondol, pengaturan ancak panen dan sebagainya. Kebutuhan mandor panen per Divisi tergantung jumlah pemanen pada divisitersebut. Pad Tm tahun ke-1 sampai tahun k-3, Seorang mandor panen dapat mengawasi 15 orang pemanen sementara Untuk TM tahun ke empat dan seterusnya , seorang mandor panen dapat mengawasi 12 orang pemanen , Idealnya seorang mandor panen dapat mengawasi 12-15 orang pemanen.


Adapun tugas-tugas mandor panen secara terperinci adalah sebagai berikut.
-Melakukan lingkaran pagi (morning muster) pada pukul 06.00 pagi, Untuk memberikan motivasi terhadap pemanen, memberi tahu kesalahan pemanen dan output panen yang telah dicapai.
-Melakukan absensi dan memastikan jumlah pemanen mencukupi.
-Memeriksa peralatan panen karyawan, apakah sudah lengkap atau belum lengkap.
-Membagi ancak panen dan memastikan pemanen bekerja sesuai dengan ancak yang telah ditentukan.
-Memastikan seluruh ancak telah dipanen dengan benar.
-Mematikan tidak ada buah masak yang tidak dipanen pada setiap ancak dan tidak ada buah mentah yang dipanen (buah mentah dipanen tidak boleh diperam dan harus dikeluarkan ke TPH.
-Memastikan tangakai buah di potong v-cut sehingga berbentuk mulut kodok.
-Memastikan semua buah yang dipanen diangkut ke TPH dan tidak ada yang tertinggal di ancak panen.
-Memastikan tidak ada pelepah sengkleh dan semua pelepah yang terpotong tersusun rapih dan sesuai dengan ketentuan L-Ship atau U-Ship.
-Memastikan seluruh brondolan telah terkutib diseluh TPH.
-Membantu kerani panen atas sanksi/denda yang akan diberikan kepada pemanen sesuai hasil pemeriksaan mutu buah dan ancak panen.
-Memeriksa buku krani panen untuk mengetahui output pemanen dan pembrondol, terutama yang outputnya rendah tidak mencapai target standart borong.
-Mengatur pengangkutan TBS ke pabrik dan memastikan seluruh TBS yang dipanen diangkut ke pabrik pada hari yang sama.
-Memastikan kerapatan buah pada areal yang akan dipanen besok, Untuk menghitung taksasi panen esok hari dan mengisi administrasi panen di kantor divisi.

Terima kasih.

Penulis Turyono.

Sabtu, 25 Juli 2020

PANEN KELAPA SAWIT


1-Pendahuluan.
Panen merupakan kegiatan rutin yang sangat penting di perkebunan, sehingga harus dilakukan pada saat yang tepat, yaitu pada saat tandan buah segar (TBS) mencapai kematangan yang sempurna supaya di peroleh rendemen/ekstraksi yang maksimal. Panen sesuai standart sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas minyak. Untuk mencapai hal tersebut di perlukan perencanaan, manajemen, dan pengawasan yang teratur dan konsisten.

2-Sistem Ancak Panen.
Ancak panen merupakan luasan areal panen per individu pemanen yang harus di panen pada hari tersebut. Pembagian ancak panen harus diatur agar memudahkan supervisi dan pengangkutan hasil. Ada beberapa sistem ancak panen yang diterapkan di perkebunan kelapa sawit, diantaranya sistem ancak tetap dan ancak giring, ancak giring tetap per mandoran dan ancak D6. Sistem ancak yang direkomendasikan oleh perusahaan adalah sitem ancak panen D6 adalah sistem ancak tetap untuk setiap pemanen di perkebunan kelapa sawit perusahaan dan pribadi/perorangan.

a.Sistem ancak tetap.
Dalam sistem ini, areal yang harus di panen secara rutin oleh masing-masing pemanen adalah tetap/sama. Pemanen harus menyelsaikan panen pada areal dan luasan yang telah ditentukan setiap harinya. Apabila ada pemanen yang tidak bekerja , maka mandor panen harus mencari gantinya.
Kelebihan sistem ini adalah sebagai berikut.
-Tanggung jawab pemanen terhadap ancak tinggi karena akan di panen setaiap hari.
-Jika  pemanen melakukan kesalahan kita dapat mengetahui dengan pasti siyapa yang melakukanya di setiap ancaknya.

b.Sistem ancak D6.
Sistem D6 merupakan penggabungan dari sistem ancak tetap dan ancak giring tetap. Areal TM di setiap divisi harus dibagi menjadi 6 bagian, dengan dasar 6 hari kerja dalam satu minggu (senin sampai sabtu).
Seluruh pemanen dan pembrondol sesuai jumlah mandoran yang ada. Bekerja secara serentak dalam satu blok dan selanjutnya pindah keblok berikutnya sampai selesai ancak pada hari itu. Ancak panen di tetapkan 2-4 baris per pemanen per blok. Panen tiap blok diselsaikan sampai pasar kontrol TBs yang dipanen langsung ke TPH. Selanjutnya dilanjutkan ke ancak depan dalam satu blok.

Pada setiap sudut blok dipasang tanda berupa plat seng dengan ukuran 20 cm x 20 cm sesuai ancaknya. Contoh: D1 untuk hari pertama atau senin, dan D2 untuk hari selasa dan seterusnya sampai 6 hari.

Kelebihan dari sistem ancak D6 adalah sebagai berikut:
-Cepat keluar sehingga transportasi lebih cepat dan efisien.
-Pengawasan lebih mudah.
-Tanggung jawab pemanen lebih tinggi untuk mempertahan kualitas panen/ancak panen tersebut.
-Keamana hasil panen lebih terjamin.
-Kondisi jalan lebih terjaga.
-Output pemanen lebih konsisten.

Walaupun sistem ini sulit diterapkan pada areal teras dan blok tidak standart, namun dengan perencanaan dan pengaturan yang baik, hal ini dapat di atasi dan di aplikasikan sesuai harapan.

3-Pelaksanaan Panen.
-Pelakasanaan potong buah pada tanaman muda (sampai dengan ketinggian pokok 1 meter) dilakukan tanpa memotong pelepah atau istilahnya curi buahnya saja. Dan harus di usahakan jangan sampai ada yang sengkleh. Sementara pada tanaman tua, semua pelepah songgo (pelepah yang menopang buah) di potong rapat kebatang. Jumlah pelepah harus dipertahan kan sesuai standart. Pelepah yang terpotong harus disusun sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku.

-TBS yang sudah dipanen tetap berada di piringan sambil menunggu diangkut ke TPH dan tidak dibenarkan untuk ditumpuk semntara di sepanjang pasar pikul (ada kecendrungan brondolnya ditinggal dipiringan atau tercecer di pasar pikul).

-Tangkai buah dipotong rapat (<2 cm dari potongan terdekat dengan sisi permukaan buah) tetapi jangan sampai terkena tandan, Kemudian di buang kegawangan. Jika berat tandan 10 kg, Maka pemotongan tangkai harus rapat mengikuti cara potongan v-cut ( berbentuk v) menggunakan kampak khusus. Pemotongan tangkai ini dilakukan dipiringan sebelum buah diangkut ke TPH.

-Pelepah disusun sesuai ketentuan penyusunan pelepah. Tidak dibenarkan adanya pelepah sengkleh akibat pemotongan buah.

-Semua brondolan yang tersangkut di ketiak pelepah harus dikorek/disogrok.

-TBS di susun secara teratur di TPH , misalnya 5 atau 10 TBS per baris (memudahkan penghitungan ) dan semua TBS diberi nomor pemanen apabila seluruh TBS ancak tersebut telah keluar. Susunan TBS di buat terpisah untuk pemanen yang berlainan pada TPH yang sama.

-Kutip/kumpulkan seluruh brondolan , brondolan harus bebas dari sampah dan batu.

-Brondolan di kumpulkan dalam satu tumpukan tersendiri disamping TBS di TPH dengan dialasi karung.

Ada 8 lokasi yang perlu diperhatikan untuk mengurangi brondolan yang tertinggal yaitu:
-Brondolan di ketiak pelepah.
-Brondolan dipiringan.
-Brondolan di gawangan/rumpukan.
-Brondolan di pasar pikul.
-Brondolan di parit dan pinggir parit.
-Brondolan di TPH.
-Brondolan di jalan.
-Brondolan di bak truk atau trailer.

4-Pengumpulan TBS dan brondolan ke TPH.
TBS yang telah di potong dan disusun dengan rapi di TPH dan di beri nomor pemanen. Nomor pemanen dan jumlah janjang di tulis pada tangkai buah yang sudah dipotong. Brondolan di kumpulkan ke TPH dengan di beri alas karung dan diberi nomor pembrondol serta jumlah tumpukan brondolanya.
Brondolan harus bersih dari sampah, batu atau tanah. Krani panen harus memeriksa buah dan brondolan serta mencatatnya sebelum dikirimkan ke pabrik (PKS).

Terima kasih.

Penulis Turyono.

Kamis, 23 Juli 2020

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT DI PEMBIBITAN KELAPA SAWIT


Jenis hama yang ada di pembibitan kelapa sawit adalah sebagai berikut:

1-Kumbang (Apogonia sp.,Adoretus spp).
Adalah kumbang yang memiliki gejala serangannya dengan cara melubangi jaringan daun, lubang terkonsentrasi sepanjang tepi daun. Kumbang dewasa aktif memakan daun menjelang malam hari.

Cara: Penanggulangan kumbang dengan bahan aktif pestisida yang direkomendasikan daiantaranya cypermetrin, deltametrin, lambada sihalotrin dan betacyflutrin dengan dosis sama 300 cc. Dengan cara aplikasi berulang dengan interval 10-14 hari. Penymprotan dilakukan pada sore hari pukul 17.00-19.00 volume 25-100 cc percap.

2-Belalang (valanga nigricornis).
Adalah gejala seranganya daun dimakan dalam jumlah yang cukup besar. Kadang-kadang bagian batang juga di makan akan merusak seluruh batang sawit jika tidak segera di tangani.

Cara : Penanggulanya sama dengan serangan kumbang, dan pestisida yang digunakan juga sama dengan dosis 300 cc. Dengan cara aplikasinya berulang 10-14 hari juga sesuai dengan kondisi dilapangan.

3-Red Spider Mite (Tetranychus spp).
Adalah menunjukan gejala seranganya dengan cara tungau menghisap cairan pada bagian bawah daun muda, pada permulaaanya terdapat bercak-bercak klorosis, kemudian berubah menjadi kekuningan dan akhirnya menjadi keperakan dan kering.

Cara : Penanggulanya hama dengan pestisida Dhimethoate 40% dosis 100 cc. Dengan cara aplikasinya disemprotkan pada bagian bawah daun. Gunakan surfactant yang tepat, dengan interval penyemprotan 2 minggu sampai serangan benar hilang.

4-Ulat.
Adalah yang diserang bagian daunya dimakan pada jaringany bagian luar daunnya.

Cara : Penanggulanya hama dengan pestisida Cypermetrin dosis 200 cc. Dengan cara aplikasinya disemprotkan pada bagian daun bagian luarnya.

5-Keong atau Siput.
Gejala umum yang diserang jaringan daun yang masih lunak dan menyisakan seratnya saja dan terlihat seperti lubang-lubang tipis.

Cara : Penanggulanya hama dengan pestisida Metaldehyde 5%. Dengan cara aplikasinya disebarkan 10-20 butir per 900 meter persegi.

6-Tikus.
Adalah serangan di lakukan dibatang bagian pangkal sehingga merusak dari tunasnya.

Cara : Penanggulanya hama dengan racun klerat atau ratgon, brodifakum. Dengan cara aplikasinya di tabur secukupnya.

Penyakit yang ada di pembibitan kelapa sawit diantaranya sebagai berikut:
 
1-Corticium leaf rot (cercospora sp.)
Dengan gejala serangan umum bercak garis berwarna coklat, jika kering berwarna abu-abu keputihan dan garis tepi berwrna ke abu-abuan.

Cara : Penanggulanya hama dengan Fungisida Mancozeb,Klorotalonil,Hexaconazole,Thiram. Dengan kosentrasi 1%-3% cara aplikasinya disemprotkan secara berulang dengan interval 5-7 hari dan sesuai dilapangan sampai terkendali dan aman.

2-Blast.
Dengan gejala serangan umum daun lemah dengan mulai stress kelembaba. daun mati secara bertahap, di mulai dari daun tua. Jaringan korteks akar membusuk, tetapi jaringan pembuluh baik.

Cara : Penanggulanganya, kurangi temperatur tanam dengan pemberian mulsa dan naungan. Pengairan harus teratur. dan bibit yang mati harus di musnahkan.

3-Spear rot/Bud rot (fusarium sp, erwinia sp).
Gejal umum yang diserang daunya membusuk tetapi yang belum terbuka, biasanya terjadi jika bibitan sering tergenang.

Cara : Penanggulanya hama dengan Fungisida Mancozeb,Klorotalonil,Hexaconazole,Thiram. Dengan kosentrasi 1%-3% cara aplikasinya disemprotkan secara berulang dan hilangkan pucuk daun yang busuk.

terima kasih.

Penulis Turyono.

Selasa, 21 Juli 2020

BIBIT KELAPA SAWIT BERUMUR LEBIH 12 BULAN


A. Berikut adalah beberapa perlakuan untuk bibit yang lebih dari 12 bulan.
-Pemangkasan pertama dilakukan pada umur 15-18 bulan atau pada saat ketinggian bibit lebih dari 150 cm dari permukaan tanah di dalam polybag. Pemangkasan dilakukan pada ketinggian 120 cm adari permukaan tanah polybag. Pemangkasan dilakukan secara kerucut pada semua pelepah (diamaond shape).
Keputusan ini diambil oleh manager setelah konsultasi dengan Gm.

-Pemangkasan kedua dilakukan setelah 4 bulan dari pemangkasan pertama pada ketinggian 150 cm, namun tinggi pemangkasan harus 80 cm (dari permukaan tanah polybag).

-Dua atau tiga minggu setelah pemangkasan, selanjutnya di ikuti dengan aplikasi pupuk urae sebanyak 20 gram/pokok dengan cara di sebar di permukaan tanah.

-Pemangkasan akar dilakukan 3 bulan sebelum penanaman di lapangan, dengan cara di condongkan/dimiringkan kembali dengan arah berlawanan setelah satu minggu sudut miring 30 derajad. tiga minggu setelah pemangkasan akar, polybag harus diputar kembali mencegah pertumbuhan akar kedalam tana. Pada sore hari sebelum pemindahan kelapangan, bibit harus disiram dengan cukup guna  mengurangi resiko kekurangan air pada saaat pengangkutan kelokasi penanaman.

-Harus diperhatikan bahwa pelaksanaan pemangkasan tidak boleh bersamaan dengan pleaksanaan pemutaran akar.

-Stelah pemangkasan perlu dilakukan penyiraman yang cukup jenuh.

-Pelepah hasil pangkasan diletakan di antara polybag bibitan, namun jika jumlahnya banyak sebagian dapat di buang diareal luar bibitan. Jika serangan penyakit bercak daun (culvularia dan lain-lain) maka pelepah hasil pangkasan di buang di luar bibitan dan dibakar supaya lebih aman.

-Seleksi bibit setelah berumur lebih dari 12 bulan dilakukan pada saat pengangkutan kelapangan.

-Apabila umur bibit mencapai 30 bulan atau lebih, maka harus dilakukan pemangkasan kerucut kedua kalinya dengan menggunakan teknik yang sama yaitu 4 bulan sebelum penanaman di lapangan, yang diikutu dengan pemangkasan akarnya juga.

-Perlu dilakukan ablasi (pembuangan bunga) pada saat pemangkasan pelepah, karena bibit yang berumur lebih dari 24 bulan di perkirakan biasanya sudah mulai berbunga.


B. Pengankutan Bibit Kelapangan.

-Bibit siap tanam pada umur 11-13 bulan.

-Satu bulan sebelum dilakukan pemindahan kelapangan bibit harus di putuskan akarnya dengan cara di miringkan ke kanan dan setelah seminggu di balas kekiri dengan sudut 30 derajad.

-Setelah bibit diputar harus disiram air dengan cukup setiap hari sampai pengiriman kelapangan , hal ini dilakukan untuk menghindari stress bibit di lokasi penanaman.

-Pengankatan bibit harus dilakukan dengan hati-hati, dengan cara menempatkan satu tangan didasr polybag dan satu tangan memegang pangakal batang bibit sawit.

-Bibit tidak boleh diangakt dengan cara diangkat daunya dan tidak boleh di lempar atau di banting. Bibit disusun satu lapis di atas trailer atau truk pengankutan bibit dan disiram sebelum dibawa kelapangan, sampai jenuh dan basah.

-Sebelum pengankutan, pelepah bibit kelapa sawit harus diikat dengan menggunakan tali rafia pada titik atas dan bawah sehingga memudahkan saat pemuatan dan pengangkutan ke lokasi penanaman kelapa sawit.

-Apabila bibit sudah berada dilapangan tidak langsung tertanam, maka harus diusahakan dilakukan penyiraman sampai dirasa cukup jenuh dan basah.

C. Advance Planting Material Nursery.

Bibit untuk penyisipan di pelihara di pembibitan maksimum sampai umur 38 bulan.

Tata letak pembibitan harus diubah untuk menyediakan jalur pengawasan setiap 4 baris polybag, dengan cara memindahkan satu baris pada setiap 5 baris polybag. Pemeliharaan lainya seperti penyiraman, pengendalian hama, penyakit dan gulam serta pemupukan sama seperti pemeliharaan bibit yang lainya di bibitan kelapa sawit.

Terimak Kasih.

Penulis Turyono.

Senin, 20 Juli 2020

PEMBIBITAN KELAPA SAWIT BAB 4


-Main Nursery.

a. Media tanam.
Karakteristik media tanam yang digunakan sama dengan media tanam pada prenursery. Tanah harus disaring melalui saringan 1,5 cm X 1,5 cm untuk menghindari adanya gumpalan-gumpalan tanah, sampah dan akar tanaman.

b. Ukuran Polybag.
Ukuran polybag untuk main-nursery adalah 0,15 mm x 40 cm x 50 cm lay flat (setelah disi tanah diameter 23 cm dan tinggi 39 cm) berwarna hitam dengan empat baris lubang perforsi berjarak 5 cm x 5 cm. Letak lubang di mulai dari tengah kantong plastik bagian bawah.

Untuk bibit cadangan sisipan sebanyak 5 % di tanam pada polybag ukuran 0,18 mm x 50 cm x 60 cm.

Ketebalan polybag harus merata, hal ini dapat dilihat dengan cara mengamatinya di balik sinar matahari, apakah ada bagian yang gelap (tebal) dan terang (tipis). Kelenturan polybag harus cukup agar tidak rusak terkena sinar terik matahari.

c. Pengisian Polybag.
Pengisian polybag harus diselsaikan minimal 4 minggu sebelum pemindahan bibit dari Pre-Nursery. Pengisian dilakukan dengan mengguncang polybag untuk memadatkan tanah dan isi sampai mencapai ketinggian 2,5 cm dari bibir Polybag. Hindarkan pemadatan tanah dalam polybag dengan cara menekan kuat kearah bawah. Untuk memadatkan tingkat kepadatan tanah yang stabil, perlu dilakukan penyiraman setiap harinya.

d. Penempatan Polybag.
Sebelum polybag di tempatkan, terlebih dahulu dilakukan pemancangan dengan bantuan meteran dan kawat licin atau tali rami untuk acuan pancangnya.
Polybag ditempatkan dengan jarak 90 cm segitiga sama sisi, sedangkan polybag yang dipersiapkan untuk penyisipan sebanyak 5% ditempatkan dengan jarak 150 cm, segitiga sama sisi. sehingga dapat membedakan bibit yang nantinya di pergunakan untuk proses penyisipan.

e. Transplanting.
Peralatan dan bahan yang diperlukan:
-Pisau silet/cutter, untuk menyayat polybag.
-Kotak kayu sebagi tempat bibit.
-Kereta dorong.

Tata cara transplanting adalah sebagai berikut:
-Satu hari sebelum transplanting, siram tanah large polybag sampai jenuh air, guna memudahkan pembuatan lubang tanam pada ke esokan harinya.
-Sebelum dilakukan transplanting, tanah di polybag harus dilubangi menggunakan alat pelubang dengan kedalaman 20 cm atau menyesuaikan ukuran baby polybag.
-Masukan 200 gram pupuk rockphospate ke dalam lubang tanam.
-Sebelum transplanting, bibit di pre-nursery disiram terlebih dahulu.
-Susun bibit kedalam masing-masing kotak kayu dan angkut ke lokasi main-nursery.
-Letakan bibit dengan hati-hati satu persatu disamping masing-masing large polybag.
-Sayat baby polybag secara vertikal disepanjang sisinya menggunakan cutter, selanjutnya keluarkan bibit lengkap dengan tanahnya dengan hati-hati dan masukan kedalam lubangtanam pada large polybag.
-Tekan sedikit untuk memadatkan tanah dan lakukan penambahan tanah sehingga permukaan tanah dari baby polybag sama dengan permukaan tanah large polybag atau 5 cm di bawah bibir large polybag.
-Siram secukupnya segera setelah transplanting.

f. Penyiraman.
Penyiraman minimum setara dengan curah hujan 8mm per hari atau 2 liter air per polybag per hari.
Pengairan bibit menggunakan sistem pengairan berkabut (mistirrigation). Air yang digunakan harus bermutu baik dan bersih Phnya seimbang.

g. Pemberian Mulsa.
Jenis mulsa yang disarankan adalah cangkang, apabila tidak tersedia cangkang dapat juga di gunakan fiber, janjang kosong atau potongan lalang kering. Mulsa di berikan secara merata di atas permukaan tanah dalam polybag segera setelah penanaman.

h.Pengendalian gulma, hama dan penyakit.
   Pengendalin gulam meliputi kegiatan sebagai berikut:
-Pengendalian gulma sebelum penempatan polybag. Pengendalian gulma ini menggunakan herbisida dan dilakukan sebelum levelling dan persiapan pembibitan.
-Pengendalian gulma di dalam polybag. Pengdalian gulma ini dilakukan secara manual setiap bulanya sampai umur bibit 10-11 bulan.
-Pengendalian gulma diantar polybag. Pengendalian ini dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan herbisida. Untuk menghemat biaya biasanya menggunakan herbisa. Pada tahap selanjutnya pada saat bagian tajuk bibit sudah menaungi, pengendalian gulma tidak diperlukan lagi. Untuk menghindari kerusakan bibit oleh herbisida, maka sebaiknya menggunakan herbisida dengan bahan aktif paraquat. Disarankan untuk menggunakan floodjer nozzle karena arahsemprotan bisa di modifikasi sehingga sasaran penyemprotan dapat dicapai dan mengurangi kemungkinan bibit terkena semrotan herbisida maka dapat menggunakan pelindung.
-Stelah penyemprotan tidak di perkenankan dilakukan penyiramn, sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 6 jam.

i.Pemupukan.
Pemupukan organik menggunakan kotoran sapi atau ayam tidak direkomendasikan, karena kotoran yang tidak tercampur merata dengan tanah akan menyebabkan pertumbuhan bibit tidak seragam sehingga akan menyulitkan proses seleksi bibit.
Aplikasi pupuk dilakukan dengan cara menaburkan secara melingkar dengan radius 3 cm dari leher bibit. Hindari kontak langsung pupuk dengan leher dan daun bibit karena dapat menyebabkan terbakar.
Untuk tanah yang strukturnya padat, dapat diikuti dengan pengemburan permukaan tanah untuk mempermudahkan pergerakan nutrisi dan air. Dosis dan jadwal pemupukan dapat di rekomendasikan dari petunjuk budidaya kelapa sawit atau pedoman teknis.

j. Seleksi.
Seleksi bibit di main-nursery dilaksanakan pada saat bibit berumur 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan pada saaat pengiriman bibit kelapangan. Jumlah bibit yang di afkir selama di main-nrsery sekitar 10-15%.

Tata cara seleksi bibit adalah sebagai berikut:
-Bibit afkir di keluarkan dari blok bibitan dan dimusnahkan.
-Bibit yang masih meragukan di beri tanda dengan cat warna putih (cat air) pada polybag.
-Jumlah bibit yang di afkir harus dicatat dalam format yang telah ditentukan dan dibuatkan berita acaranya di lengkapi foto dokumentasinya.

Beberapa ciri bibit abnormal di main-nursery dengan ciri -ciri sebagai berikut.
-Chimaera.
Chimaera juga terjadi di main nursery denga ciri yang sebagian/seluruhnya berwarna kuning terang.

-Runt/Stunted (kerdil).
Bibit yang pertumbuhanya vegetativenya lebih lambat di bandingkan dengan bibit sehat seumuranya.

-Erect.
Bibit dengan daun yang tumbuh  dengan sudut yang sangat sempit/tajam terhadap sumbu vertikal sehingga terlihat tumbuh tegak. biasanya anak daun tumbuh dengan sudut yang sangat sempit terhadap tulang daun ( acute pinnae insetion) dan terlihat sangat kaku.

-Limp or Flaccid Form (bibit yang layu dan lemah).
Bibit dengan pelepah dan helai anak dauan yang terlihat lemah dan layu, penampilan bibit secara keseluruhan pucat dan pertumbuhan daun muda cenderung lebih pendek.

-Flat Top Form.
Bibit dengan pelepah baru yang tumbuh dengan ukuran yang lebih pendek dari pada pelepah yang lebih tua sehingga tajuk bibit terlihat rata.

-Short Internode.
Bibit dengan jarak antar anak daun terlihat sangat dekat dan bentuk pelepahnya tampak sangat pendek.

-Wide Internode.
Bibit dengan jarak antar anak daun yang terlihat sangat lebar. Bibit tampak sekali terlihat terbuka dan lebih tinggi dari normal.

-Narrrow Leaf (anak daun sempit).
Bibit dengan helai anak dau sempit dan tergulung sepanjang alur utamanya (lidi) sehingga berbentuk seperti jarum, dan biasanya tumbuh membentuk sudut yang tajam dan rakhis.

-Juvenile (anak daun tidak terpisah).
Bibit dengan anak helai daun yang tetap bersatu selurunya sampai besar tidak terpisah berhelai.

-Crinkled Leaf (daun berkerut).
Crinkled Leaf juga disebut terjadi di main-nrsery dengan ciri fisiknya daunya yang berkerut seperti kipas.

-Crown Disease.
Bibit dengan pelepah bengkok, melintir dan mudah patah. dan bibit yang terserang hama berat dan juga terserang penyakit harus di afkir.

Terima kasih.

Penulis Turyono


Minggu, 19 Juli 2020

PEMBIBITAN KELAPA SAWIT BAB 3


-Seleksi.
a.Selama pre-nursey, seleksi bibit dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali dan sebelum bibit berumur 3 bulan.
b.Jumlah bibit yang diafkir harus dicataat dalam format yang telah ditentukan dan harus segera di musnahkan dengan dilengkapi berita acara pemusnahan dan dokumentasinya.
c.Pelaksanaa seleksi harus dilakukan oleh seorang staff agronomi atau orang yang sudah berpengalaman di pembibitan, dengan tujuan untuk memastikan bahwa setiap bibit yang di pindahkan ke main nursery adalah bibit yang normal dan baik kualitasnya.
d.Jumlah bibit yang di afkir selama pre-nursery antara 8-10% dari total kecambah yang di tanam.

Beberapa ciri fisik bibit yang diafkir dipre-nursery adalah sebagai berikut:

-Chimaera
Bibit dengan sebagian atau seluruh helai daunya berwarna pucat atau kuning terang.

-Collante.
Bibit dengan daun yang tidak membuka secara normal, yang mana helai daunya tetap menyatu. gejala ini mungkin timbul beberapa minggu setelah tanam atau beberapa saat tumbuh dengan normal. Gejala ini di timbulkan oleh penyakit atau faktor lingkungan terutama kelembaban yang menghambat perkembangan akar. Pada tahap awal (bibit masih kecil) sangat sulit untuk membedakan  antara bibit norml dan yang menunjukan gejala collante. untuk itu afkir bibit biasanya di tunda sampai gejala collante terlihat jelas kurang lebih berumur 6 bulan.

-Crinkled leaf (daun yang berurat atau berkerut).
Perkembangan helai daun abnormal, yang mana daun menjadi berkerut/keriting dan pada tingkat yang lebih berat akan terlihat kerutan tersebut menyilang dan pecah, hal ini di sebabkan oleh stress air. Untuk mendukung perkembangan helai daun yang baru muncul, maka bibit harus diberi air yang cukup. apabila gejala sudah berat , maka bibit harus di musnahkan.

-Diseased seedlings (bibit dengan serangan penyakit berat).
Bibit yang terserang penyakit bercak daunya, yang disebabkan oleh jamur culvularia dan penyakit antracnose (daun membusuk mulai dari pinggir ) yang disebabkan oleh jamur antara lain botriodiplodia, Melanconium elaidis dan glomerella singulata.

-Grass leaf/narrow leaf ( daun lalang atau sempit)
Bibit yanng mempunyai bentuk daun yang sempit dan tegak menyerupai daun lalang. Hal ini di sebabkan oleh faktor genetik.

-Rolled leaf (daun yang menggulung).
Bibit dengan helai daun yang tergulung vertikal di sepanjang batang daun sehingga menyerupai bentuk tombak. Hal ini di sebabkan oleh faktor genetik.

-Twisted Shoot (pucuk bengkok atau daun berputar).
Bibit mempunyai daun yang melengkung setengah lingkaran dan pucuk yang terpilin/menggulung. Hal ini disebabkan oleh penanaman kecambah yang dilakukan terbalik bisa juga oleh faktor genetik.

-Stump /Little Leaf (daun kerdil dan sempit).
Bibit sawit yang perkembangan daunya tampak kerdil dan sempit.

-Stunted (bibit kerdil).
Bibit yang pertumbuhanya terhambat, sehingga ukuranya jauh lebih kecil di banding bibit sehat seumuranya. hal ini di sebabkan oleh faktor genetik.

Berikut adalah fotonya: 

    - Chimaera,  Collante,  Crinkled Leaf.


    - Grass Leaf,  Twisted Shoot, Rolled leaf.  

Terima kasih sudah berkunjung di Tc Cilacap.

Penulis Turyono.

Rabu, 15 Juli 2020

PEMBIBITAN KELAPA SAWIT BAB 2



-Penyusunan polybag.
Polybag disusun dalam bedengan dengan lebar 1,2 m dan panjang yang disesuaikan dengan kondisi areal 10-15 meter, jarak antar bedengan 0,7 meter. Tanah bedengan di tinggikan kurang lebih 5 cm dengan cara mengikis tanah antar bedengan, sehingga air tidak akan tergenang di bedengan. Untuk mempertahankan susuna polybag, maka di pasang papan dengan lebar 10 cm atau bambu di sepanjang pinggir bedengan. Kapasitas 1 bedengan sebanyak 1200 sampai dengan 1800 polybag.

-Penanaman kecambah.
Untuk meminimalkan kerusakan, kecambah yang diterima harus diletakan di tempat yang terlindung, tidak di bawah sinar matahari langsung dan harus di tangani dengan hati-hati. Penanaman harus segera dilaksanakan pada hari diterima. Setiap kemasan kecambah harus di biarkan terbuka selam beberapa menit untuk memungkinkan terjadinya pergantian udara. Kecambah yang diterima harus dalam kondisi "Button Stage" plumula baru muncul.

Jika karena suatu hal, penanaman tidak selesai dalam waktu satu hari, maka kemasan kecambah harus di keluarkan dari box/kotaknya dan di tempatkan di ruangan bersuhu rendah (ruangan ber ac). Apabila kecambah terlihat menguning kering maka dapat di semprot air. Jika ada kendala penanaman kecambah tidak boleh lebih dari empat hari dan harus di segerakan.

Sebelum penanaman, kecambah harus di seleksi dan di pisahkan yang abnormal. Selanjutnya di hitung jumlah kecambah yang normal dan abnormal.
Kriteria kecambah abnormal adalah sebagai berikut :
-Belum jelas radicula dan plumulanya biasanya radicula warna putih dan plumula warna kuning.
-Radicula atau plumula busuk.
-Adanya pertumbuhan jamur.
-Bentuk tidak normal atau rusak.
-Pertumbuhan plumula dan radicula sejajar atau searah.

Pemusnahan kecamabh Abnormal harus di putuskan oleh petani atau[un staff perusahaan dan tidak boleh sembarangan orang dapat melakukanya. dan harus dibuat berita acara dan dokumentasi pemusnahanya.

Berikut ini adalah teknik penanaman kecambah :
-Sebelum penanaman, tanah dalam polybag harus di siram sampai jenuh.
-Kecambah di letakan dalam wadah yang beralaskan goni basah.
-Kecambah di tanam dengan posisi radicula ke bawah dan plumula mengarah keatas, jangan sampai tertukar ataupun terbalik. Jika ada plumula kembar, maka yang lemah harus di buang.
-Kecambah di tanam dengan kedalaman 2 cm, dibawah permukaan tanah polybag.
-Setelah penanaman, polybag di siram sampai jenuh dan sangat basah.
-Setiap bedengan harus diberi label yang menginfokan Progeny, dan jumalh kecambah dan tanggal tanam kecambahnya.


-Naungan pembibitan.
Pada tahap awal, bibit harus di letakan di bawah naungan, setelah dua daun keluar maka naungan di kurangi secara bertahap selama 2 minggu untuk proses aklimatisasi bibit terhadap sinar matahari langsung, Luas naungan minimal seluas bedengan dengan tinggi kurang lebih 2 meter.

-Penyiraman.
a.Kualitas air yang di gunakan harus bermutu baik PH minimum 4.
b.Apabila menggunakan sistem mist irigation maka penyiraman minimum per hari setara dengan 8 mm curah hujan. Penyiraman di lakukan setiap pagi dan sore hari selama 30 menit atau setara dengan 6 mm curah hujan untuk setiap penyiramanya.
c.Apabila pada malam sebelumnya hujan turun dengan curah hujan > 10 mm, maka tidak perlu dilakukan penyiraman pada keesokan harinya, dan penyiraman sore tergantung pada kelembaban tanah polybag.
d.Apabila pada pagi hari turun hujan >10 mm, maka tidak perlu dilakukan penyiraman pagi dan sore.
e.Apabila setelah penyiraman ada genangan air di polybag, maka buat 2 lubang pada polybag dengan cara menusuknya menggunakan tusuk bambu berdiameter 5 mm.

-Pengendalian Gulma.
Pengendalian gulma di dalam polybag dan luar polybag dilakukan secara manual (mencabut) dan tidak boleh menggunakan herbisida. Pengendalian gulma dilakukan interval 1 bulan sekali.

-Pengendalian Hama & Penyakit.
a.Penyemprotan hama dan penyakit tidak perlu dilakukan apabila bibit di pelihara dengan baik dan kondisi bibit sehat.
b.Dalam kasus adanya serangan red spider mite, harus di pastikan bagian bawah daun terkena semprotan.
c.Penggunaan pestisida yang mengandung gamm-HCH harus dihindari karena bersifat racun pada tanaman muda dan juga menyebabkan efek terbakar.
d.Penggunaanfungisida yang mengandung copper tidak direkomendasikan karena kelebihan copper dapat menyebabkan efek terbakar yang lebih berbahaya di bandingkan pathogen.
e.Harus di perhatikan bahwa setelah penyemprotan tidak di perkenankan dilakukan penyiraman bibit kelapa sawit.
Metode pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan sudah di bahas di bab satu.

-Pemupukan.
Dosis dan jadwal pemupukan dapat dilihat pada lampiran berikutnya. Penggunaan pupuk cair pada pre-nursery dianjurkan apabila ada tanda-tanda defiseinsi nutrisi, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Minggu ke 5 sampai dengan minggu ke 8 aplikasi dilakukan dengan cara penyemprotan pupuk daun fertilizer (23:23:15) seminggu sekali.
b. Minggu ke 9 sampai dengan minggu ke 12 aplikasi dilakukan dengan cara penyemprotan pupuk daun fertilizer (18:33:18) seminggu sekali.
c. Apabila ada penggunaan pupuk daun, maka pemupukan dasar dari minggu ke tiga sampai dengan ke 13 harus tetap dilaksanakan sesuai jadwal.
 
Terima kasih sudah berkunjung.

Penulis Turyono.

PEMBIBITAN KELAPA SAWIT BAB 1


A.Syarat Pembibitan Kelapa Sawit.
Dalam menentukan lokasi pembibitan, Beberapa hal yang harus dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
-Topografi pembibitan harus diusahakan datar dan terbebas dari banjir.
-Ketersediaan air yang bermutu baik dan cukup untuk memberi air seminimalnya 80.000 liter/ha/hari.
-Tersedianya tanah yang memenuhi syarat sebagai media pembibitan sawit dalam jumlah yang banyak dan serta kecukupan.
-Lokasinya aman dari gangguan dan terletak di areal yang strategis dan sentral sehingga mudah untuk akses pemasaran dan penyaluran penanaman ke lapangan.

Persiapan lokasi dan lahan pembibitan harus dilakukan sekurang-kurangnya 4 bulan sebelum datang dan penerimaan kecambah kelapa sawit.

B.Kebutuhan Kecambah Dan Luas Pembibitan kelapa sawit.
-Kerapatan tanam per hektare 128 kebutuhan kecambahnya 195 kecambah.
-Kerapatan tanam per hektare 136 kebutuhan kecambahnya 205 kecambah.
-Kerapatan tanam per hektare 148 kebutuhan kecambahnya 225 kecambah.
-Kerapatan tanam per hektare 160 kebutuhan kecambahnya 240 kecambah.

Perhitungan kebutuhan kecambah tersebut didasarkan pada estimasi afkir sebanyak 30% dan di tambah kebutuhan bibit untuk penyisipan sabanyak 5% dari total kebutuhan bibit.
Jadi perhitungan kebutuhan bibit kecambah: kerapatan tanam x 105%/ 70% = kebutuhan kecambah yang harus di pesankan untuk pembibitan sawit.
Proses pemesanan kecambah harus mempertimbangkan kesiapan areal pembibitan dan harus di pesan sekurang-kurangnya 1 tahun sebelum pengiriman kecambah, luas pembibitan 1 ha dapat menampung 12.800 bibit kelapa sawit.

C.Tahap Pembibitan.
Metode pembibitan yang di terapkan adalah pembibitan dua tahap (two stage nursery), yaitu pre-nursery dan main nursery.

-Pre-Nursery.
Bibit dipelihara di pre-nursery selama 3 bulan atau sampai memiliki 4-5 helai daun. Pemeliharaan di pre-nursery ini bertujuan untuk memudahkan pemeliharaan pada 3 bulan pertama dan memberi waktu yang cukup untuk persiapan man nursery.

Media tanam.
Media tanam yang digunakan adalah top soil dengan karakteristik sebagai berikut:
    -Kapasitas mengikat air dengan baik.
    -Tekstur medium.
    -Friable konsisten.
    -Struktur stabil.
Struktu tanah yang kurang baik dapat menghambat pertumbuhan akar dan menghalangi penyerapan air dan pupuk saat di dalam polibag.

Apabila tanah yang tersedia mempunyai tekstur yang sangat berat dan struktur yang kurang baik, maka perlu di campur dengan pasir sungai sampai dengan 40%.

Media tanah sebaiknya diayak memakai saringan 1,0 cm x 1,0 cm untuk mencegah masuknya gumpalan-gumpalan tanah, serta bersih dari smpah dan kotoran lainya.

Media tanam harus dicampur dengan 50 kg pupuk rockphosphate per 2 m kubik tanah untuk kebutuhan kurang lebih 1000 polibag.

-Ukuran Polybag.
Ukuran polybag adalah 0,1 mm x 15 cm x 22cm layflat, berwarna hitam dengan dua baris lubang perforasi berjarak 5  cm x 5 cm. Letak lubang di mulai dari 1/3 bagian atas polibag ke arah bawah dengan jarak 3 x 3 cm.

 -Pengisian Polybag.
Cara mengisi polybag: 
    a-Polybag harus disi tanah sesuai kapasitasnya, dan harus selesai satu minggu sebelum penanaman kecambah.
    b-Pengisian dilakukan dengan mengguncang polybag untuk memadatkan tanah dan disi sampai mencapai ketinggian 1 cm dari bibir polybag.
    c-Sebelum penanaman, Polybag harus disiram air setiap hari sampai jenuh dan disi kembali dengan tanah bila di perlukan.

Penulis Turyono.

Senin, 13 Juli 2020

PERALATAN PANEN KELAPA SAWIT

Peralatan panen kelapa sawit di golongkan menjadi 3, yaitu peralatan untuk memotong buah/tbs, peralatan untuk membawa buah ke TPH dan untuk peralatan bongkar muat TBS.

1-Peralatan potong buah, adalah peralatan yang du gunakan untuk memotong buah di bedakan berdasarkan umur tanaman yaitu.
-a.Untuk tanaman yang ber umur 3-5 tahun menggunakan dodos kecil dengan lebar mata 8-12,5 cm.
-b.Untuk tanaman yang berumur >5-8 tahun menggunakan dodos besar dengan lebar mata dodos 14 cm.
-c.Untuk tanaman yang berumur >8 tahun menggunakan eggrek, pisau egrek berbentuk seperti pisau arit dan di pasangkan pada galah yang terbuat dari bambu atau aluminium.

-Peralatan lainya yang harus disiapkan untuk potong buah adalah batu asah untuk mengasah mata dodos dan eggrek supaya terjamin ketajamanya.
-Selain itu juga,harus disiapkan kampak untuk memotong tangkai jangjng yang panjang, dan untuk membantu pengutipan brondolan perlu di siapkan gancu kecil dan cokeran untuk mengeluarkan brondolan yang tersangkut di ketiak pelepah sawit.

-Dodos.

-Egrek dan Tojok.

2-Peralatan untuk mengangkut tbs ke TPH, Untuk mengankut buah sawit ke TPH dapat menggunakan angkong, selain itu harus di sediakan ember yang seragam untuk mengutib brondolan dan karung sehingga berat brondolan dapat tertaksasi berat KG dan di masukan ke karung atau alas karung yang sudah di belah dan di beri tanda daun berapa helai daun menandakan itu berap ember brondolan yang terkutib.
-Artco (angkong)

3-Peralatan bongkar muat TBS, Alat yang di gunakan biasanya gancu dan tojok untuk mempermudah pengambilan janjang buah sawit dari bawah pokok sawit ke artco dan menurunkanya lagi ke TPH.
-Gancu. 

Kebutuhan Pemanen dan Pembrondol.
-Pemanen harus sudah di rekrut dan cukup tersedia untuk memulai panen pada waktu yang ditentukan. Kebutuhan pemanen di hitung berdasarkan estimasi produksi satu tahun dan rata-rata output pemanen, dengan formulasi sebagai berikut:
-Jumlah pemanen:total TBS(ton)/output pemanen (ton per hk) x hari kerja efektif 1 tahun maka akan ketemu kebutuhan pemanen yang di butuhkan.

-Pada areal panen baru mana output pemanenya belum bisa di ketahui, maka kebutuhan pemanen dapat di hitung dengan asumsi untuk areal datar 1 orang pemanen untuk 25 ha dan untuk areal rawa/bukit satu orang pemanen 16 ha. Rasio jumlah pemanen dan pembrondol adalah 1:1, namun pada saat produksi rendah, jumlah pemberondol dapat di kurangi. Terima kasih .

Penulis Turyono.

Minggu, 12 Juli 2020

SERANGGA PENYERBUK KELAPA SAWIT


Untuk membantu proses penyerbukan,terutama pada areal penanaman baru yang di sekitarnya belum ada kebun kelapa sawit, maka perlu dilakukan pengembangan serangga penyerbuk yaitu bernama elaidobius camerunicus. 
-Proses penyerbukan yang optimum dapat tercapai apabila populasi elaidobius camerunicus, mencapai 25.000-30.000 ekor per hektar. Untuk mengembangkan serangga penyerbuk ini, maka di pilih bunga jantan yang berisi larva elaidobius camerunicus yang sudah ber umur 2 minggu dan kemudian di potong dimasukan kedalam kantong plastik yang dapat di masuki udara. 
-Bunga jantan ini selanjutnya di bawa ke areal untuk pengembangan dan di letakan di atas pohon yang memiliki bunga jantan yang sedang anthesis. areal untuk pengembangandi pilih di tengah blok/divisi dalam luas 30 Ha, harus ada sekitar 10 janjang tandan bunga jantan. Setelah satu minggu selanjutnya di lakukan monitoring perkembngan seranggga tersebut.

-Jika masih terdapat buah parthenocarpy dan buah kurang semourna berarti penyerbukan dan serangga pada blok tersebut masih jauh dari batas jumlah serangga penyerbuk elaidobius camerunicus.

Maka perlu di lakukan aspol, asisted polination yaitu dengan cara menyemprotkan serbuk sari ke bunga betina sawit, dengan di campur bubuk atau bedak sebagai pencampurnya supaya lebih lengket.
Dengan cara kerja sebagai berikut:

Alat dan bahan. terdiri dari karet pemompa, slang sepanjang kebutuhan, botol kecap atau cause, dan bilah kayu yang panjang dan isolasi perekatnya.
Buat lubang pada botol kecap, terus di buat saluran masuk udara slang panjang dan saluran keluar slang pendek, slang panjang dihubungkan dengan pemompa karet di bawah yang akan kita tekan sehingga mengeluarkan udara dan memompa bubuk serbuksari keluar menyerbuki bunga betina sawit.

Cara buat bubuk polennya, ambil bunga jantan yang masih antesis yang baru kemudian potong, dan kemudian di letakan dia atas baskom kemudian di rontokan serbuksarinya ke baskom setelah dapat banyak kemudian di saring supaya  bersih terhindar dari kotoran. 
kemudian ambil polen 10 gram dan bedak 1000gram perbandinganya 1:10. 
-Kemudian di aduk dan campur sampai merata, kemudian ditaruh di botol kecap tersebut, setealah itu kita keliling mencari bunga betina yang masih berwarna putih kemmudian kita semprotkan 1 sampai 3 kali semprotanya kesemua bunga betina tersebut sehingga dapat terjadi penyerbukan yang dinginkan

-lakukan ini selama kurang lebih 2 minggu sekali selama 1 tahun maka akan terlihat hasilnya buah akan menjadi normal dan partenocharpy akan berkurang. terima kasih

Penulis Turyono.

Sabtu, 11 Juli 2020

COVERCROOP PERKEBUNAN SAWIT


1.Manfaat kacangan covercroop kelapa sawit.
a.Memperbaiki sifat kimia tanah.
b.Memperbaiki sifat kimia tanah, diantaranya meningkatkan kandungan c-organik.
c.Meningkatkan kapasitas tukar kation dan meningkatkan kandungan nitrogen. 
d.Mencegah erosi, Menekan gulma.

2.Jenis kacangan.
Jenis kacangan yang sering di tanam di perkebunan sawit antara lain, 
-Calopogonium Caerulium (CC), 
-Pueraria javanica (PJ), 
-Calopogonium Mucunoides (CM),
-Centrosema Pubescens (CP), 
-Mucuna Cochinchinensis (MC),
 -Mucuna Bracteata (MB). 

Pada saat ini, jenis kacangan yang di rekomendasikan dan lebih banyak di gunakan adalah Mucuna Bracteata, karena memiliki beberapa kelebihan yaitu:
-Memberikan bahan organik lebih banyak karena produksi biomasanya mencapai 3-4 kali lipat jenis kacangan lainya. 
-Pertumbuhan sangat agresif, dapat mencapai panjang 3-4 meter dalam 4 minggu dan kedalaman akar dapat mencapai 2-3 meter. 
-Tahan terhadap kekeringan. 
-Lebih tahan terhadap naungan.

3.Kacangan Mucuna Bracteata.
Benih Mb memiliki berat rata-rata minimal 1499,6 mg. atau dalam setiap 1 kg terdapat kurang lebih 6000 butir benih mb. Bagian luar benih terdapat lapisan keras  ( testa ),yang melindungi benih dari serangan hama  dan microorganisme. daya kecambah benih harus mencapai 70-80%, Untuk 1 ha di perlukan sebanyak 0,17 kg. (dengan asusmsi Mb per ha sebanyak 680 bibit.
 
4.Penanaman MB ke lapangan.
Bibit mb di tanam dengan kerapatan 5 bibit setiap pokok kelapa sawit, pada gawangan mati dengan jarak antar mb selebar 1 meter, jarak dari rumpukan selebar 1 meter dan jarak darai pokok kelapa sawit 2,5 meter. Pada saat tanam, dilakukan pemupukan RP dengan dosis 100 kg/Ha. Untuk penanaman mb diteras, dilakukan pada jarak 20 cm dari bibir teras ke arah dinding teras. jarak antar bibit mb sama dengan penanaman Mb areal datar.

5.Pemupukan Mb.
-A.Untuk lubang tanam di beri pupuk RP 68 kg/Ha, cara aplikasinya 20 gram dimasukan ke lubang tanam 20% dan sisanya 80% ditabur di permukaan tanam mb dan jalurnya. 
-B.Umur 2 minggu di beri pupuk NPK15:15:6:4 6,8 Kg/Ha, cara aplikasinya di sebarkan di sekeliling Mb pada radius 10 cm. 
-C.Umur 6 minggu diberi pupuk NPK15:15:6:4 13,6 Kg/Ha, Cara aplikasi di sebarkan sekeliling akar Mb pada radius 10 cm,sebelum sulur di gulung.
-D.Untuk Umur 4 minggu samapi 6 bulan di beri pupuk RP 100 Kg/Ha. cara aplikasinya di sebarkan secara merata pada tanaman Mb. Terima kasih.

Penulis Turyono.

Jumat, 10 Juli 2020

PEMBIBITAN MUCUNA BRACTEATA DAN PENANAMAN DI LAPANGAN

Didalam pengembangan pembibitan mucuna bracteata di dunia perkebunan sawit, ada 3 cara yang biasa di lakukan, seperti yang dilakukan selama ini sebagai berikut.

1.Pembibitan dengan benih.

-Seleksi benih, dengan cara memisahkan benih-benih yang besar dan bulat utuh dengan benih yang kecil dan keriput.
-Pelukaan benih (dekat helium) menggunakan pemotong kuku untuk mempercepat perkecambahan. pada saat pelukaan ini,dilakukan seleksi benih berdasarkan warna kotiledonnya. apabila kotiledonnya berwarna putih maka kualitas benih bagus, dan jika berwarna hitam berarti benih tersebut rusak dan kurang baik.
-Pengisian kantong plastik dengan media tanam 2 bagian tanah dan satu bagian pasir, untuk memperlancar drainase supaya bibit tidak mati.kantong plastik diberi lubang untuk memperlancar drainase.
-Benih yang telah dilukai selanjutnya di tanam (hilumpada bagian bawah)dengan kedalaman kurang lebih 5 cm.
-Penyiraman ringan (tidak terlalu basah) dilakukan 2 kali dalam sehari pagi dan sore hari, menggunakan knapsack sprayer.
-Pemupukan menggunakan NPK 15.15.6.4 dengan dosis 0,5 gram/bibit pada umur 4 minggu setelah tanm di polibag.
-Bedengan polibag Mb sebaiknya di beri alas plastik supaya akar tidak tembus kedalam tanah di luar polibag, untuk mencegah stress saat di ambil untuk ditanam di lapangan.
-Pengendalian hama, penyakit dan gulma sesuai kondisi di lapangan apakah sudah perlu di kendalikan apa belum.
-Tidak perlu pemberian naungan, dabn bibit siap di tanam di lapangan pada usia 6-8 minggu, dan waktu tanam di usahakan pada saat basah atau pas hujan.

2.Pembibitan dengan cara vegetatif (Stek).

-Memilh sulur yang dewasa dan berwarna hijau,dan di ambil 4 ruas dari pucuk.
-Panjang stek 15-20 cm,dan minimal 2 ruas, satu ruas di tanam dalam tanah.
-Stek direndam dalam air selama 0,5 -1 jam,unruk menghilangkan getah dan dapat direndam dalam hormon pertumbuhan akar.
-Stek di tanam dalam polibag dengan media tanam yang terdiri dari tanah dan pasir 2:1.
-Penyiraman di lakukan setiap hari dan perlu diberi naungan.

3.Pembibitan dengan cara vegtatif (merunduk).
-Memilih sulur yang telah dewasa dan berwarna hijau.
-Sulur sepanjang dua ruas di rundukan (di lengkungkan) dan di tanamdalam kantong plastik dan harus ada dua ruas di bagian luar diharapkan akan tumbuh tunas yang baru.
-Kantong plastik yang digunakan harus transparan untuk mengetahui pertumbuhan akar dan jumlah akar dan harus di beri lubang di plastik untuk drainase sehingga air tidak tergenang di polibag plastik tersebut.
-Pembibitan denga cara ini merupakan pembibitan yang dilaksanakn di lapangan,yaitu dekat tanaman induknya.

Persiapan lahan untuk penanaman mb dilapangan.
Penyemprotan jalur tanam dengan lebar1,2 meter, menggunakan herbisida glyphosate atau paraquat,(sesuai kondisi gulma di lapngan) dengan dosis 1,5 liter/Ha (Blanket Dn methyl metsulfuron dengan dosis 0,0075kg/Ha (Blanket), 2 rotasi dengan interval 4 minggu. interval 3minggu, penanaman kacangan dapat dilakukan 2 minggu setelah penyemprotan terakhir. penanaman keacangan hanya boleh dilakukan setelah kondisi lalang terkendali dantuntas di lapangan.

Pemeliharaan Mb di lapangan.
-Selama 0-3 bulan di lakukan pengendalian gulma secara manual (dangir ), setiap 2 minggu sekali.
-Setelah berumur >3 bulan, dilakukan penyemprotan herbisida di kanan kiri jalur Mb dengan lebar 2x1,2 meter dan dengan interval 1 bulan. setiap 2 minggu di lakukan penarikan sulur yang menjalar agar tidak terkena herbisida pada saat penyemprotan.
-Herbisida yang di gunakan adalah glyphosate atau paraquat (sesuai kondisi gulma di lapangan) dengan dosis 1,5 liter/Ha (blanket) dan methil metsulfuron dengan dosis 0,0075 kg/Ha (Blanket). Mempertimbangkan biaya Mb yang cukup tinggi, maka di tekankan kepada paraa petani dan perusahaan diwajibkan berkomitmen dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan penanaman Mb.

Faktor keberhasilan penanaman Mb di pengaruhi oleh beberapa hal yaitu:
-%Germination kecambah Mb.
-Penyiraman bibit tidak boleh terlalu basah.
-Penanaman harus dilakukan pada musim basah atau hujan.
-Pemeliharaan di lapangan di lakukan setiap 2 minggun untuk periode 3 bulan pertama.

Sekian mudah-mudahan bermanfaat bagi para petani sawit....... salam turyono channel. terima kasih.

Penulis Turyono.

Populer viewer