A.Jalur tanam areal bergelombang dan datar Pancang mata lima, jalur tanam di buat straight-lined dengan jarak standart sesuai dengan kerapatan tanam yamg di inginkan petani. Pembuatan jalur pancang tanam kelapa sawit dan pemasangan pancang titik tanam di lakukan setelah pembuatan layout MR dan CR. Pembuatan jalur tanam di awali dengan pemasangan pancang kepala di pasang dengan jarak antar pancang 500 meter memanjangblok dan setiap 100 meter searah blok.
Selanjutnya diantara pancang kepala di pasang anak pancang. Jarak anatar anak pancang di tentukan berdasarkan kerapatan tanamnya sebagai berikut:
Stand/Ha: 136 pokok jarak antar pokok 9,14 meter dan jarak antar baris 7,92 meter.
Stand/Ha: 143 pokok jarak antar pokok 9,00 meter dan jarak antar baris 7,79 meter.
Stand/Ha: 148 pokok jarak antar pokok 8,84 meter dan jarak antar baris 7,65 meter.
Stand/Ha: 160 pokok jarak antar pokok 8,50 meter dan jarak antar baris 7,35 meter.
B.Jalur tanam di areal berbukit violle lining, Jalur tanam di buat berdasarkan tingkat kemiringan areal atau countour, Pembuatan jalur tanam areal berbukit di mulai setelah pembuatan teras kontur. Jarak tanam antar baris/teras, yang bervariasi tergantung tingkat kemiringanya, Oleh karean itu untuk mendapatkan kerapatan tanam yang dinginkan merata dan standart, maka perlu di lakukan penyesuaian jarak tanam antar pokok sepanjang teras. Metode yang di gunakan untuk menentukan titik tanam sesuai standart pada areal berbukit adalah metode violle.
-Pada dasarnya metode violle ini merupakan metode pengaturan jarak tanam dalam baris menyesuaikan jarak tanam antar teras. Apabila jarak antar teras di perlebar maka jarak antar tanam akan menjauh dan sebaliknya sehingga proporsional.
-Secara matematis maka di gunakan Formula metode violle adalah sebagai berikut.
Jarak antar titik tanam =10.000/pokok/ha = Jarak antar teras atau baris.
Cara kerja violle :
a. Menentuka titik tanam dan memasangkanya pancang pada teras pertama secara manual menggunakan meteran,dengan jarak antar pokok 9,14 meter (tergantung kerapatan tanam)
b. Orang yang memegang kayu model T berdiri pada teras kedua dengan posisi pada petengahan antara 2 titik tanam teras pertama (triangular) dan pada jarak 0,8-0,9 dari bagian belakang teras kedua selanjutnya pada titik ini di pasangkan pancang sebagai titik tanam pertama pada terasan kedua.
c. Dua orang yang bertugas mengendalikan Line A, berada di bagian bibir teras pertama dan bagian bibir teras ketiga, memegangline A secara horizontal.
d. Bgian warna line A yang terbaca oleh orang pada teras ketiga menunjukan jarak 2 teras.
e. Warna yang terbaca oleh orang pada teras ketiga tersebut selanjutnya di gunakan untuk menentukan titik tanam kedua dan ketiga, dengan cara menyesuaikan warna pada line A dengan warna pada line B, Jika warna yang terbaca pada line A adalah hijau maka pancang titik tanam keduan dan ketiga adalah hijau warana koin yang terbaca pada line B.
f. Untuk menentukan titik tanam keempat dan kelima , maka orang yang memegan kayu model T berdiri tepat di titik tanam ketiga dan selantjutnya di lakukan penentusn titik tanam seperti point c-e di atas.
g. Penentuan titik tanam berikutnya di lakukan dengan cara yang sama.
Contoh sebagai berikut:
Apabila jarak antara teras pertama dan ketiga yang terbaca pada line A berada pada jarak 17,07 -17,68 meter (warna hijau) maka 2 pancang titik tanam berada pada teras kedua di pasangkan pada jarak 8,47 meter (coin warna hijau) dan 16,98 (coin hijau)yang ditunjukan oleh line B. Terima kasih.
Penulis Turyono.
Maaf kurang jelas, kalau cuma baca ga ada gambarnya.pada pernyatan -->Pada dasarnya metode violle ini merupakan metode pengaturan jarak tanam dalam baris menyesuaikan jarak tanam antar teras. Apabila jarak antar teras di perlebar maka jarak antar tanam akan menjauh dan sebaliknya sehingga proporsional., melebar teras jarak tanam menjauh, apa bukannya jarak tanam mendekat?? ya
BalasHapus