Tampilkan postingan dengan label Tanaman Belum Menghasilkan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tanaman Belum Menghasilkan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 13 Agustus 2020

CARA PENGENDALIAN GULMA PADA KELAPA SAWIT


TANAMAN KELAPA SAWIT.

Merupakan tanaman industri dan salah satu komoditi penting. Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu jenis komoditas yang yang cukup besar untuk pendapatan negara. Indonesia merupakan salah satu negara sebagai penghasil kelapa sawit. Prospek budidaya kelapa sawit masih sangat berpeluang karena olahan kelapa sawit digunakan untuk berbagai produk termasuk minyak kelapa sawit yang menjadi bagian dari kebutuhan  bahan pokok ,dan kosmetik masyarakat di indonesia dan dunia.

 

Untuk perawatan dapat di lakukan sebagai berikut.

1. Untuk perawatanya cukup dengan cara manual karena masih rentan terhadap herbisida , dengan garuk piringan supaya bersih dan tempat aplikasi pupuk .

Ada 4 cara pengendalian gulma di perkebuna kelapa sawit.

A. Pengendalian gulma secara BIOLOGIS, adalah pengendalian dilakukan dengan cara mengembangkan kacangan,untuk menekan pertumbuhan gulma,untuk persaingan hidup.

B. Pengendalian gulma secara MANUAL, adalah pengendalian dilakukan dengan cara dongkel anak kayu dan membabat dan di ikuti oles anak kayu menggunakan garlon atau triclopyr.

C. Pengendalian gulma secara MEKANIS, adalah pengendalian dilakukan dengan cara penggunaan rotary slasher untuk gulma pada pasar pikul.

B. Pengendalian gulma secara KIMIA, adalah pengendalian dilakukan dengan cara menggunakan herbisida , penentuan jenis herbisida dan alat semprot harus sesuai dengan gulma yang dominan.

Untuk pengendalian gulma dengan kacangan atau cover croop.

 


1.Untuk TBM 1 

-Garuk piringan 2 kali setahun.

-Semprot piringan 4 kali setahun.

-Semprot pasar pikul 2 kali setahun.

-Dongkel anak kayu 1 kali setahun.

-Wiping lalang 6 kali setahun.

2.Untuk TBM 2 

-Semprot piringan 12 kali setahun.

-Semprot pasar pikul 12 kali setahun.

-Wiping lalang 4 kali setahun.

3.Untuk TBM 3 

-Semprot piringan 10 kali setahun.

-Semprot pasar pikul 10 kali setahun.

-Wiping lalang 3 kali setahun.

4.Untuk TM 

-Semprot piringan 10 kali setahun.

-Semprot pasar pikul 10 kali setahun.

-Wiping lalang 2 kali setahun.

 

Untuk pengendalian gulma tanpa kacangan /umum.

 

1.Untuk TBM 1 

-Garuk piringan 2 kali setahun.

-Semprot piringan 4 kali setahun.

-Semprot pasar pikul 2 kali setahun.

-Dongkel anak kayu 3 kali setahun.

-Wiping lalang 6 kali setahun.

-Semprot lalang 3 kali setahun.

-Semprot semak 3 kali setahun.

2.Untuk TBM 2 

-Garuk piringan 0 kali setahun.

-Semprot piringan 6 kali setahun.

-Semprot pasar pikul 3 kali setahun.

-Dongkel anak kayu 4 kali setahun.

-Wiping lalang 4 kali setahun.

-Semprot lalang 0 kali setahun.

-Semprot semak 2 kali setahun.

3.Untuk TBM 3 

-Garuk piringan 0 kali setahun.

-Semprot piringan 4 kali setahun.

-Semprot pasar pikul 2 kali setahun.

-Dongkel anak kayu 4 kali setahun.

-Wiping lalang 4 kali setahun.

-Semprot lalang 0 kali setahun.

-Semprot semak 2 kali setahun.

4.Untuk TM 

-Garuk piringan 0 kali setahun.

-Semprot piringan 3 kali setahun.

-Semprot pasar pikul 3 kali setahun.

-Dongkel anak kayu 3 kali setahun.

-Wiping lalang 3 kali setahun.

-Semprot lalang 2 kali setahun.

-Semprot semak 2 kali setahun.


Penulis Turyono.

 

Senin, 10 Agustus 2020

CARA PEMUPUKAN KELAPA SAWIT BERDASARKAN UMUR TANAMAN

 


Pemupukan adalah hal yang paling penting di karenakan akan mempengaruhi hasil panen dan mencakup biaya 70% dari total biaya perawatan kelapa sawit.

 

Cara tabur atau penempatan pupuk.

-Umur tanaman 1-2 tahun, disebarkan di piringan.

-Umur tanaman 3-4 tahun disebarkan melingkar pada jarak 1M dari pokok dengan lebar 0,5-0,8 M.

-Umur tanaman lebih dari 4 tahun di sebarka sepanjang tajuk pelepah,overlap pelepah.

 

 

Rekomendasi pemupukan TBM, Dosis dan bulan di Areal Mineral Kalimantan.

 

1. Untuk tanaman sawit yang baru ditanam di beri pupuk rock phosphate sebanyak 600 gram,atau TSP 400 gram untuk areal mineral, sedangkan untuk areal rawa rock phosphate 300 gram + 15 gram CUSO4 per lubang tanam.

 

2.Untuk umur 2 bulan diberi pupuk urea 100 gram per pokok.

 

3.Untuk umur 4 bulan diberi pupuk urea 150 gram per pokok dan dolomite 150 gram.

 

4.Untuk umur 8 bulan diberi pupuk urea 250 gram per pokok dan TSP 400 gram, MOP 500 gram,Borate 30 gram, dengan jeda paling dekat 2 minggu.

 

5.Untuk umur 12 bulan diberi pupuk urea 400 gram per pokok dan TSP 500 gram,Borate 50 gram, Dolomite 350 gram,dengan jeda paling dekat 2 minggu.

 

6.Untuk umur 18 bulan diberi pupuk urea 600 gram per pokok dan TSP 500 gram,Mop 500 dengan jeda paling dekat 2 minggu.

 

7.Untuk umur 24 bulan diberi pupuk urea 750 gram per pokok dan TSP 600 gram,Mop 750 ,Borate 70 gram, Dolomite 500 gram,dengan jeda paling dekat 2 minggu.

 

8.Untuk umur 30 bulan diberi pupuk urea 750 gram per pokok dan TSP 750 gram,Mop 750 gram ,dengan jeda paling dekat 2 minggu.

 

9.Untuk umur 36 bulan diberi pupuk urea 1000 gram per pokok dan TSP 750 gram,Mop 1000 gram , dolomite 750 gram,dengan jeda paling dekat 2 minggu.

 

10,selanjutnya mengikuti hasil analisa dan pengamatan pokok dan LSU.

 

 

Rekomendasi pemupukan TBM, Dosis dan bulan di Areal Tanah Rawa dalam Kalimantan.

 

1. Untuk tanaman sawit yang baru ditanam untuk areal rawa rock phosphate 300 gram + CUSO4 15 gram dalam lubang tanam dan 200 gram di sebar luar tanam.

 

2.Untuk umur 1 bulan diberi pupuk Urea 100 gram dan ZnSo4 20 gram per pokok.

 

3.Untuk umur 4 bulan diberi pupuk Urea 200 gram per pokok dan MOP 250 gram.

 

4.Untuk umur 8 bulan diberi pupuk Urea 250 gram per pokok dan RP 500 gram, MOP 500 gram,Borate 30 gram, dengan jeda paling dekat 2 minggu.

 

5.Untuk umur 12 bulan diberi pupuk Urea 300 gram per pokok dan MOP 500 gram,Cuso4 100 gram,dengan jeda paling dekat 2 minggu.

 

6.Untuk umur 16 bulan diberi pupuk Urea 300 gram per pokok dan RP 500 gram,Mop 500 gram, dan borate 50 gram,dengan jeda paling dekat 2 minggu.

 

7.Untuk umur 20 bulan diberi pupuk Urea 400 gram per pokok dan MOP 750 gram,dengan jeda paling dekat 2 minggu.

 

8.Untuk umur 24 bulan diberi pupuk Urea 400 gram per pokok dan RP 750 gram,MOP 1000 gram, Cuso4 150 gram,dengan jeda paling dekat 2 minggu.

 

9.Untuk umur 28 bulan diberi pupuk urea 500 gram per pokok dan RP 1000 gram,MOP 1250 gram , Borate 70 gram,dengan jeda paling dekat 2 minggu.

 

10.Untuk umur 36 bulan diberi pupuk urea 500 gram per pokok dan MOP 1500 gram , Cuso4 150 gram,dengan jeda paling dekat 2 minggu.

 

11,selanjutnya mengikuti hasil analisa dan pengamatan pokok dan LSU.

 

 

Rekomendasi pemupukan TBM, Dosis dan bulan di Areal Tanah Pasir Bangka Belitung.

 

1. Untuk tanaman sawit yang baru ditanam untuk Pasir TSP 400 gram + CUSO4 15 gram.

 

2.Untuk umur 2 bulan diberi pupuk Urea 100 gram per pokok.

 

3.Untuk umur 4 bulan diberi pupuk Urea 200 gram per pokok.

 

4.Untuk umur 5 bulan diberi pupuk MOP 150 gram per pokok.

 

2.Untuk umur 6 bulan diberi pupuk TSP 500 gram per pokok.

 

3.Untuk umur 7 bulan diberi pupuk Urea 250 gram per pokok dan Cuso4 25 gram.

 

4.Untuk umur 9 bulan diberi pupuk MOP 250 gram per pokok dan Borate 30 gram.

 

5.Untuk umur 10 bulan diberi pupuk Urea 300 gram per pokok.

 

6.Untuk umur 13 bulan diberi pupuk TSP 500 gram per pokok.

 

7.Untuk umur 14 bulan diberi pupuk Urea 350 gram per pokok dan Borate 50 gram.

 

8.Untuk umur 16 bulan diberi pupuk MOP 500 gram per pokok.

 

9.Untuk umur 18 bulan diberi pupuk Urea 400 gram per pokok dan Cuso4 30 gram.

 

10.Untuk umur 19 bulan diberi pupuk TSP 600 gram per pokok.

 

11.Untuk umur 21 bulan diberi pupuk MOP 750 gram per pokok.

 

12.Untuk umur 22 bulan diberi pupuk TSP 750 gram per pokok dan Borate 70 gram.

 

13.Untuk umur 26 bulan diberi pupuk Urea 600 gram per pokok dan MOP 750 gram,dengan jeda paling dekat 2 minggu.

 

14.Untuk umur 30 bulan diberi pupuk Urea 600 gram per pokok dan MOP 750 gram,dengan jeda paling dekat 2 minggu.

 

15.Untuk umur 31 bulan diberi pupuk TSP 750 gram, dan Cuso4 50 gram, Per pokok.

 

16.Untuk umur 34 bulan diberi pupuk Urea 750 gram per pokok dan MOP 750 gram,dengan jeda paling dekat 2 minggu.

 

17,selanjutnya mengikuti hasil analisa dan pengamatan pokok dan LSU.

 

Terima kasih.

 

Penulis Turyono.

JENIS PUPUK DAN KEGUNAAN KANDUNGAN HARANYA UNTUK SAWIT

 

Jenis Pupuk

¨  A. Pupuk Anorganik.

   Berikut ini adalah beberapa tipe pupuk anorganik berdasarkan kriteria yang umum digunakan.

   Pupuk organik dibedakan berdasarkan beberapa kriteria yaitu.

   A.1 Metode Produksi

  • Pupuk Alam = Pupuk yang diambil langsung dari alam  contohnya  Rock Pospate
  • Pupuk Buatan = Merupakan pupuk yang dibuat melalui proses kimiawi, misalnya Urea, MOP dll

A.2 Kebutuhan tanaman

-  Pupuk Makro, Merupakan jenis pupuk yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak, yaitu N,P,K dan Mg. Contoh : Urea, TSP, MOP ,Kieserite.

Pupuk Mikro, merupakan jenis pupuk yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanamann dalam jumlah sedikit, yaitu Cu, Zn,B dll Contoh : HGFB, CuSO4, ZnSO4 dll

A.3  Kandungan Hara

 Pupuk Tunggal, merupakan pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara contoh : Urea, MOP

Pupuk majemuk, Merupakan pupuk yang mengandung lebih dari satu macam unsur hara misalnya NPK.

¨  Keadaan Fisik

¤  Pupuk Padat, pupuk yang berupa kristal,tepung dan butiran dengan beragam ukuran Contoh : Urea, Kieserite Granular,RP dll

¤  Pupuk Cair, pupuk yang berupa cairan atau larutan contoh : Pupuk daun

¨   Cara Kerja

¤   Pupuk bereaksi cepat (fast release), merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan segera tersedia untuk tanaman contoh : Urea,MOP

¤  Pupuk Bereaksi lambat, merupakan pupuk yang mengalami transformasi sebelum menjadi bentuk larut yang tersedia bagi tanaman misal : TSP dan RP

 KARAKTERISTIK JENIS PUPUK.

JENIS HARA 

NAMA PUPUK

KANDUNGAN HARA

KONDISI FISIK

KELARUTAN DALAM AIR

REAKSI KEASAMAN 

NITROGEN (N)

UREA

42 - 46 %

Kristal dan butir berwarna putih

Mudah larut

Sedikit masam

Ammonium Sulphate (ZA)

20 - 21 %N

Kristal putih kelam sampai kekuningan

Mudah larut

masam

20 - 27 % S

Ammonium Chloride

28 % N - 60 % CL

Kristal putih

Mudah larut

masam

Natrium Nitrat

16% N - 26% NA

Kristal berbagi warna (merah kuning abu abu dan ungu)

Mudah larut

netral sampai basa

Phosphate (P)

Triple Super Phospate (TSP)

44 %-48% P2O5

Butiran abu-abu

dapat larut

netral

Rock Phospate(RP)

25 - 38 %P2O5

Tepung abu-abukeputihan atau merah kecoklatan

Sulit larut

netral sampai basa

Kalium (K)

Muriate of Potash (MOP/KCL)

60%-62% K20 47% Cl

Kristal merah/putih kotor

dapat larut

netral sampai agak masam

Potassium Sulphate (ZK)

49%-53% K2O

Kristal putih keabu-abuan

dapat larut

netral sampai agak masam

Magnesium (Mg)

Kieserite

27%MgO, 23%S

tepung atau butiran keabu-abuan

sulit larut sampai dapat larut

agak masam

Dolomite

18-22% MgO, 40% Cao

tepung putih keabu-abuan

sulit larut

basa

Boron(B)

High Grade Fertizer of Borate

45% B2O2

Kristal puti kotor

Mudah larut

 

Seng (Zn)

Zinc Sulpate

36% Zn

Kristal putih kotor

Mudah larut

masam

Tembaga(Cu)

Cu-sulphate

25,5%Cu-12,8 S

Kristal biru

mudah larut

masam

Besi (Fe)

Fe-sulphate

19%Fe

kristal

mudah larut

masam

Majemuk (NPK&Mg)

NPK  15:15:6:4

15% N,15% P, 6%K,4%MgO)

butiran coklat kemerahan

mudah larut

netral sampai agak masam

NPK 12:12:17:2

15% N, 15% P, 17%K,2% MgO)

butiran coklat kemerahan

mudah larut

netral sampai agak masam

 

 

 

 

 

 

Pupuk Organik

Jenis pupuk organik di perkebunan kelapa sawit :

-  Limbah perkebunan, misalnya pelepah sawit

-  Kompos janjang kosong

-   Pupuk hijau atau kacangan

-  Pupuk kandang

-   Limbah pabrik

  • Padat : janjang kosong
  • Cair    : limbah cair

-  Inokulan tanah

  • Bakteri legume pengikat N : Rhyzobium sp
  • Bakteri non legume pengikat N : Clostridium sp,Pseudomonas sp
  • Jamur pengikat P : Mycorhiza Vesicular Arbuskular

Ø  Sifat umum beberapa jenis pupuk :

-  Mudah menguap

-  Mudah tercuci

-  Ketersediaan di dalam tanah

-  “Mobile” dalam tanah

-  “Mobile” dalam tanaman

-  Sinergis/ dapat diaplikasikan bersamaan

  (Urea – MOP)

-  Antagonis/ tidak dapat diaplikasikan bersamaan

   (ZA – Dolomite, ZA – CIRP, MOP – Dolomite )

  1. Nitrogen (N) :

Pelepah tertua menguning (klorosis) mulai dari ujung anak daun. Tulang daun menjadi orange kecoklatan

  1. Phosphor (P) :

Gejala defisiensi dimulai dari Pelepah tertua  yang ditandai dengan warna anak daun dan pelepah menjadi kemerah-merahan, pertumbuhan tanaman

  1. Kalium (K) :

Gejala defisiensi K dimulai dari Pelepah tua muncul gejala nekrosis berupa bercak orange atau coklat kekuningan, kemudian bercak tersebut akan membentuk pita berwarna kuning pada sisi helaian daun. Biasanya terjadi pada tanah yang beraksi masam seperti tanah pasir dan gambut

  1. Magnesium (Mg) :

Gejala defisiensi Mg dimulai dari Pelepah tertua mengalami klorosis pada daerah sekitar tulang daun, daun berubah warna menjadi orange terang, dan akhirnya menjadi coklat dan mongering

  1. Boron (B)
    Gejala Defisiensi B dimulai datri pelepah muda dengan daun yang membengkok (Hook leaf), tumbuh pendek sehingga ujung pelepah melingkar (Round Frond tip),anak daun berubah bentuk menjadi kecil seperti rumput (bristle tip) atau tumbuh rapat,pendek,seolah bersatu dan padat, tanaman menjadi kerdil
  2. Copper (Cu)

    Gejala defisiensi Cu dimulai dari pelepah muda yang ditandai dengan adanya perubahan warna hijau pucat ke kuning keputihan pada ujung daun termuda.

g.Iron (Fe)

    Gejala defisiensi Fe dimulai dari pelepah muda dimana daun menjadi hijau kekuningan tetapi tulang daun tetap berwarna hijau, selanjutnya diikuti dengan kerusakan dan pengeringan dimulai dari pelepah bagian atas, daun lemah dan patah.


Permasalahan dalam pelaksanaan aplikasi pupuk antara lain :

¤  Pokok di pinggir jalan relatif lebih subur dari pokok di tengah

¤  Tidak ada takaran yang seragam setiap jenis dosis pupuk

¤  Pupuk yang diaplikasikan masih menumpuk, tidak tersebar merata di feeding roots

Solusi :

-   Pengaplikasian pemupukan HARUS dimulai dari pasar tengah     menuju keluar

-   Takaran dibuat  masing- masing untuk setiap jenis pupuk dan setiap dosis

-   Pada saat aplikasi, pupuk disebar merata disekeliling tanaman, tidak melewati dari tajuk tanaman.

PENEMPATAN PUPUK

 

 

 

 

 

 

 

 

Umur Tanaman

Penempatan Pupuk

TBM

Disebarkan merata dalam piringan

TBM

Disebarkan melingkar pada jarak 1 M dari pokok dengan lebar 0,5 - 0,8 M

TM

Disebarkan tepat dibawah pertemuan antar pelepah (overlap)

Selasa, 04 Agustus 2020

CARA PENGENDALIAN GULMA SAWIT DENGAN SEMPROT


1-Semprot Jenis Gulma dan bahan aktif herbisida yang digunakan.

a.Jenis gulma dominan.
Lalang bahan aktif yang digunakan Glyphosate.
b.Daun sempit dan rumput/rumputan bahan aktif yang digunakan Glyphosate,Paraquat,Sulfosat,Glufosinat
c.Daun lebar bahan aktif yang digunakan Methil Metsulfuron,Fluroxypyr,Paraquat,Glufosinat.
d.Pakis bahan aktif yang digunakan Methil metsulfuron, Paraquat, Glufosinat.
e.Gulma berkayu bahan aktif yang digunakan Triclopyr, Surfactan.
f.Semak secara umum bahan aktif yang digunakan Methyil metsulfuron, Paraquat, 2.4D-Amine.

Semprot adalah pengendalian gulma pada piringan dan gawangan sawit dengan cara menggunakan sprayer herbisida. 

Alat Pelindung Diri (APD).
-Apron.
-Masker.
-Sarung Tangan.
-Kaca Mata.
-Sepatu Boot.

Aplikasi triclopyr hanya untuk pengolesan, jika akan digunakan penyemprotan harus di persiapkan alatnya karena alat ayng dipakai bahan iki akan rusak kalau tidak cepat dibersihkan.

Herbisida bahan aktif 2.4 D-Amine hanya boleh diaplikasikan pada tanaman yang berumur lebih dari 6 Tahun. Herbisida dengan bahan aktif Triclopyr,Glyphosate dan 2.4 D-Amine dilarang digunakan pada pembibitan. Jenis yang diperbolehkan untuk pembibitan adalah paraquat.

Dalam pelaksanaanya dilapangan, Jenis herbisida dengan bahan aktif yang sama tidak boleh digunakan secara berturut-turut, harus berselang seling dengan bahan aktif yang lain. dan pemilihan bahan aktifnya harus selektif dan tahu dengan kondisinya dilapangan.

2-Jenis alat semprot.

Pemilihan jenis alat semprot didasarkan pada volume semprot yang diinginkan. Ada 5 kategori volume semprot yang umum digunakan untuk pengendalian gulma yaitu:
    -High Volume (HV)            = >600 liter/Ha.
    -Medium Volume (MV)      = 400-600 liter/Ha.
    -Low Volume (LV)              =  200-400 liter/Ha. 
    -Very Low Volume (VLV)   =  50-200 liter/Ha.
    -Ultra Low Volume (ULV)  =  <50 liter/Ha.
Penyemprotan dengan MV,LV dan VLV menggunakan alat semprot gendong (CAP). jenis alat semprot gendong yang sering digunakan berukuran 15 liter. Volume maksimum yang direkomendasikan adalah 250 liter/Ha.

Penyemprotan dengan ULV menggunakan alat semprot jenis CDA (Controlled Droplet Application). Sistem penyemprotan ini sesuai untuk piringan dan jalan rintis di TM dengan gulma yang ringan. Penyemprotan ini cocok menggunakan herbisida sistemik dan tidak boleh menggunakan herbisida kontak terutama paraquat karena hasilnya kurang maksimal.

3-Kalibrasi alat semprot.

Untuk memperoleh hasil penyemprotan yang efektif dan efisien, sebelum dilakukan penyemprotan herbisida perlu dilakukan kalibrasi alat semprot. Hal ini bertujuan untuk memperoleh dosis dan konsentrasi yang dinginkan tepat sesuai rekomendasi.
Berikut inin adalah rumus untuk mengetahui volume semprot (liter/Ha blanket).
    V= F X 10.000
               vxa
Keterangan. 
V= Kebutuhan larutan dalam 1 Hektare,(liter/Ha.)
F= Output semprot/flowrate (Liter/Menit)
v= Kecepatan jalan operator semprot (meter per menit)
a= Lebar semprot (M), dipengaruhi oleh jenis nozzle tekanan dan tinggi semprotan.

Contoh:
Pemakaian Glyphosate untuk penyemprotan lalang blanket membutuhkan 6 liter/Ha. Rata-rata lebar semprotan adalah 1,5 meter, Flowrate semprotan 1.6 liter/menit dan kecepatan jalan penyemprot adalah 48 meter/menit. Maka kebutuhan larutan per Ha dan konsentrasi larutan dihitung sebagai berikut.

Kebutuhan larutan = 1.6 x 10.000 = 222 liter/Ha.
                                          48 x 1.5

Konsentrasi Larutan = 6 x 100% = 2,7 %.
                                             222

Apabila menggunakan sprayer yang mempunyai kapsitas 15 liter, maka Glyphosate yang dicampurkan dalam setiap tangki sprayer adalah 2,7% X 15 = 405 ml.
Untuk mencapai volume semprot yang dinginkan, maka tekanan pompa semprot juga harus dikontrol, karena berpengaruh terhadap lebar semprotan yang dihasilkan penyemprot.

4-Nozzle Semprot.

Jenis nozzle yang umum digunakan adalah yang berbentuk kipas (flat fan), Atomizer dan kerucut (Hollow cone atau solid cone). Nozzle Atomizer hanya digunakan untuk alat semprot CDA. Nozzle kerucut lebih tepat digunakan untuk spraying spot anak kayu dan spot spraying lalang yang tumbuhnya sporadik atau bergerumul spot-spot.
Nozzle harus dikalibrasi dengan frekwensi seminggu sekali, apabila flowrate >10% dari standart maka harus diganti. Pembersih nozzle yang tersumbst dilakukan dengan cara menggoyangkan dalam air tidak diperkenankan untuk mencokel nozzle. Stock nozzle harus cukup seluruh pekerjaan yang direncanakan.

5-Standart pengendalian gulma Di TBM dan TM.
Standart pengendalian gulma di TBM dan TM dibedakan berdasarkan ada tidaknya penanaman kacangan Mucuna Bracteata. Apabila ada kacangan Mb, Maka pengendalian gulma lebih sederhana, terutama pada saat kacangan menutup tanah.

A-Pengedalian gulma dengan kacangan MB.

-Garuk piringan TBM 1 rotasi 2 kali dalam setahun.

-Semprot piringan -Glyphosate                 = 0,375 liter/Ha
                                 -Methyl Metsulfuron  = 0,019 liter/Ha
                                 -Paraquat                    = 0,375 liter/Ha
                                 -Fluroxypyr                 = 0,094 liter/Ha
  Rotasi TBM 1 = 4 kali setahun.   
  Rotasi TBM 2 = 12 kali setahun.
  Rotasi TBM 3 = 10 kali setahun.
  Rotasi TM       = 10 kali setahun.

-Semprot pasar pikul  -Glyphosate               = 0,108 liter/Ha
                                      -Methyl Metsulfuron = 0,00054 liter/Ha
                                      -Paraquat                   = 0,108 liter/Ha
                                      -Fluroxypyr               = 0,027 liter/Ha
  Rotasi TBM 1 = 2 kali setahun.   
  Rotasi TBM 2 = 12 kali setahun.
  Rotasi TBM 3 = 10 kali setahun.
  Rotasi TM       = 10 kali setahun.

-Dongkel anak kayu TBM 1 rotasi 1 kali dalam setahun.

-Wiping Lalang        -Glyphosate  = 0,05 liter/Ha.
  Rotasi TBM 1 = 6 kali setahun.   
  Rotasi TBM 2 = 4 kali setahun.
  Rotasi TBM 3 = 3 kali setahun.
  Rotasi TM       = 2 kali setahun.

A-Pengedalian gulma Tanpa kacangan MB.

-Garuk Piringan TBM 1 2 kali dalam setahun. 
-Semprot piringan       -Glyphosate                   = 0,375 liter/Ha 
                                       -Methyl Metsulfuron    = 0,019 liter/Ha
                                       -Paraquat                      = 0,375 liter/Ha
                                       -Fluroxypyr                  = 0,094 liter/Ha
  Rotasi TBM 1 = 4 kali setahun.   
  Rotasi TBM 2 = 6 kali setahun.
  Rotasi TBM 3 = 4 kali setahun.
  Rotasi TM       = 3 kali setahun.

-Semprot pasar pikul  -Glyphosate                = 0,108 liter/Ha
                                      -Methyl Metsulfuron  = 0,00054 liter/Ha
                                      -Paraquat                     = 0,108 liter/Ha
                                      -Fluroxypyr                 = 0,027 liter/Ha
  Rotasi TBM 1 = 2 kali setahun.   
  Rotasi TBM 2 = 3 kali setahun.
  Rotasi TBM 3 = 2 kali setahun.
  Rotasi TM       = 3 kali setahun.

-Dongkel anak kayu.
  Rotasi TBM 1 = 3 kali setahun.   
  Rotasi TBM 2 = 4 kali setahun.
  Rotasi TBM 3 = 4 kali setahun.
  Rotasi TM       = 2-3 kali setahun.

-Wiping Lalang           -Glyphosate                   = 0,05 liter/Ha
  Rotasi TBM 1 = 6 kali setahun.   
  Rotasi TBM 2 = 4 kali setahun.
  Rotasi TBM 3 = 4 kali setahun.
  Rotasi TM       = 3 kali setahun.

-Semprot Lalang.          -Glyphosate                   = 6 liter/Ha
  Rotasi TBM 1 = 3 kali dalam setahun.

-Semprot Semak belukar -Glyphosate                = 1,5 liter/Ha
                                            -Methyl Metsulfuron  = 0,075 liter/Ha
                                            -Paraquat                    = 1,5 liter/Ha
                                            -Triclopyr surfactan    =  1 liter/Ha
  Rotasi TBM 1 = 3 kali setahun.   
  Rotasi TBM 2 = 4 kali setahun.
  Rotasi TBM 3 = 2 kali setahun.
  Rotasi TM       = 2 kali setahun.

Terima kasih.

Penulis Turyono.

Populer viewer