Senin, 27 Juli 2020

KRANI PANEN DAN PENGANGKUTAN KELAPA SAWIT



1-Krani Panen.
Krani panen bertugas membantu mandor panen dalam pencatatan penerimaan buah (TBS)yang di panen pada hari tersebut, Memeriksa mutu TBS dan mencatat secara detail TPH per TPH, agar tidak ada kesalahan dalam penerimaan TBS serta membantu pengelolaan pengiriman buah (TBS) ke pabrik. Setiap mandor panen akan dibantu oleh 1 orang kerani panen. Kebutuhan krani panen menyesuaikan jumlah mandor panen.

Adapun tugas krani panen adalah sebagai berikut.
-Menghitung dan memeriksa TBS seta brondolan yang disusun di TPH. TBS yang tidak disusun Di TPH tidak diterima dan tidak di hitung sebagai pendapatan pemanen. Buah mentah diberi tanda x dan tidak di hitung sebagai pendapatan. Total TBS dan brondolan yang telah dihitung ditulis pada salah satu tangkai TBS tersebut.

-Buah kedaluarsa (buah yang dipanen pada rotasi sebelumnya ) harus di ketek Brondolannya ( jika terlalu masak) dantandan kosong harus dibuang pada gawangan mati.

-Memastikan tidak ada TBS dengan tangkai panjang.

-Mencatat penerimaan TBS pada buku yang telah ditentukan, yaitu yang mencantumkan no.TPH dan jumlah TBS, serta memisahkan buah normal, buah mentah, dan tandan kosong. Tidak dibenarkan mencatat pada buku lainya. Bila terjadi kesalahan tidak boleh ditpe-X atau dirobek, tetapi cukup dicoret saja, apabila terlalu banyak sebaiknya diganti pada halaman selanjutnya.

-Memberikan denda kepada pemanen yang tidak melaksanakan penen dengan benar seperti memanen buah mentah, dan tangkai panjang tidak dipotong.

-Menuliskan output pemanen dalam buku potong buah dan menyerahkanya kepada mandor panen pada sore harinya.

Menyiapkan kendaraan pengangkut TBS ke pabrik sesuai kebutuhan buah dilapangan.

-Menyiapkan tenaga muat TBS untuk memenuhi kendaraan yang telah disediakan, jika tenaga muat tidak disediakan oleh kontraktor.

-Memetakan keberadaan TBS yang ada dilapangan (termasuk restan bila ada ) sehingga proses pengankutan buah dapat berjalan lancar dan efisien.

-Memastikan seluruh TBS dan brondolan yang dipanen dapat terangkut kepabrik semuanya.

-Memastikan muatan kendaraan pengankut tidak over load, agar tidak merusak jalan dan kendaran.

Mandor panen harus melakukan inspeksi detail setiap hari sebelum panen selesai terhadap minimal 3 orang pemanen. Bersama asisten dan mandor 1 serta mandor panen juga melakukan inspeksi detail terhadap 1 orang pemanen Dan pembrondol.
Inspeksi panen detail meliputi:
a.Buah matang tidak dipanen.
b.Buah tinggal dipirngan, pasar pikul, gawangan mati dan parit.
c.Brondolan tidak di kutib.
d.Buah mentah dipanen.
e.Buah dengan tangkai panjang.
F. Kesalahan memotong dan penyusunan pelepah.

Hasil inspeksi detail dicatat dalam format laporan sesuai standart.

-Pengawasan panen juga harus dilakukan oleh estate manager atau pemilik kebun itu sendiri. dan harus memonitor output pemanen dan pembrondol supaya terjaga dan tetap tinggi prestasinya.
-Output pemanen harus mencapai 1,6 ton/Hk untuk panen di TM 3 dan untuk TM 5 Tahun ke ats output panen harus bisa mencapai diatas 2 ton/Hk.

2-Kualitas TBS.
TBS yang dipanen harus sesuai dengan kriteria kematangan buah, yang mana TBS di katakan matang terdapat 2 brondolan lepas per kg TBS. Untuk memastikan bahwa TBS yang dipanen dan dikirim ke pabrik berkualitas baik, maka perlu dilakukan grading terhadap TBS yang telah di panen. Grading dilakukan minimal 10% dari produksi yang diterima di PKS. Grading harus disaksikan petugas dari perwakilan kebun estate dan ( petani mandiri atau pemilik kebun jika pribadi).

3-Premi Panen.
Ketentuan premi panen didasarkan pada.
-Umur tanaman yang amna menyangkut tinggi tanaman.
-Kondisi topografi areal panen.
-Kondisi tanaman yang berhubungan dengan produktifitas tanaman.
-Rata-rata output pemanen dan pembrondol.

Ada 2 jenis premi panen yang berlaku di perkebunan yaitu:
-Perhitungan premi berdasarkan jumlah tandan/janjang yang didapat oleh pemanen.
-Perhitungan premi berdasarkan berat (kg) TBS yang di panen oleh pemanen.

4-Pengankutan buah (TBS).
TBS yang telah dipanen harus diusahakan secepatnya diangkut kepabrik pada hari yang sama. Sebelum TBS diangku ke pabrik, harus dipastikan bahwa seluruh TBS di TPH telah diperiksa, dicatat, memiliki identitas yang cukup dan siap untuk diangkut ke pabrik (PKS).

Pemuatan TBS dilakukan manual atau mekanis. Pemuatan secara manual minimal membutuhkan 2 orang perkendaraan. Pemuatan secara mekanis dapat dilakukan dengan kendaran yang dilengkapai crane grapple. Pengangkutan secara mekanis ini membutuhkan 1 orang sebagai kernet/operator crane grapple. TBS yang akan diangkut menggunakan crane grapple harus disusun di TPH oleh kernet sesuai daya muat dari crane grapple.

Pada saat pemuatan TBS dan brondolan, harus dipastikan tidak ada sampah, tanah, pasir dan batu yang dapat terangkut ke pabrik. Dilarang mengguankan sekop atau cangkul untuk membantu pemuatan brondolan ke kendaraan, karena dapat menyebabkan kerusakan di pabrik jika sampah batu terikut kepabrik pengolahan kelapa sawit.

Pengankutan TBS ke pabrik dapat dilakukan sendiri oleh kendaraan kebun atau dikontrakan oleh pihak ketiga. Jika dilakukan oleh kontraktor mak harga angkut dihitung per kilogram TBS hasil penimbangan di pabrik. Dihitung dan harga di tentukan berdasarkan jarak jauh yang melewati jalan raya , maka kendaraan harus dilengkapi dengan jaring atau net dan diberi segel yang hanya dapat dibuka oleh petugas pabrik untuk mencegah pencurian. Selain itu sebelum keluar buah, terlebih dahulu harus ditimbang di kebun. hasil timbangan di kebun dikroscek dengan timbangan di pabrik untuk meminimlkan pencurian dan pencocokan hasil timbangan.

Terima kasih.

Penulis Turyono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer viewer