Sabtu, 01 Agustus 2020

AKSES JALAN DAN JEMBATAN TANAMAN BELUM MENGHASILKAN


1.Titi Panen.
Apabila pasar pikul melalui parit atau saluran air, maka harus dipasang titi panen. Tahapan pemasangan titi panen menyesuaikan kondisi masing-masing areal, dapat langsung dibuat rasio 1:2 atau bertahap mulai dari 1:8 pada tahun  pertama, 1:4 pada tahun kedua dan 1:2 pada tahun ke tiga.

Jumlah titi panen, tergantung jumlah parit dan saluran air. Panjang titi panen tergantung lebar parit dan saluran air. Lebar titi panen tergantung kebutuhan, tapi sekurang-kurangnya 20 cm. Titi panen dapat dibuat dari kayu atau di buat permanen dari beton. Pemasangan titi panen pada field drain (subsidiary), harus selesai pada tahun pertama.

2.Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan.
a.Penimbunan Jalan.
Pada areal rendahan/rawa, perlu dilakukan penimbunan jalan setelah pembuatan jalan selesai. Jalan yang telah ditimbun dengan tanah harus segera di bentuk, diratakan dan dipadatkan.
Perhitungan kebutuhan tanah dihitung berdasarkan lebar jalan dan ketebalan penimbunan yang dinginkan.

    -Kebutuhan tanah perkilo meter untuk penimbunan CR adalah: 1 km x 5 meter (lebar) x 0,5 meter (tebal)= 2.500 meterkubik/km.
    -Kebutuhan tanah perkilometer untuk penimbunan MR adalah : 1 km x 7 meter (lebar) x 0,5 meter (tebal)=3.500 meterkubik/km.


b.Pengerasan Jalan.
Pengerasan jalan pada periode TBM merupakan pengerasan jalan awal. Pengerasan jalan dilakukan secara bertahap dimulai pada tahun kedua, dengan ketentuan sebagai berikut:
    -Pengerasan jalan pada tahun kedua meliputi pengerasan MR 100% dan CR 25%.
    -Pengerasan jalan pada tahun ketiga meliputi pengerasan CR 50%.
    -Pengerasan jalan pada tahun ke empat (TM 1) meliputi pengerasan sisa CR 25%.
Material pengerasan jalan biasa di gunakan adalah sirtu/laterit/krosok/puru. Tergantung ketersedianya di lokasi perkebunan dan mudah di jangkau.

Perhitungan kebutuhan material pengerasan jalan dihitung berdasarkan lebar jalan dan ketebalan pengerasan jalan yang dinginkan.
    -Kebutuhan material perkilometer untuk pengerasan CR adalah : 1 km x 4 meter (lebar) x 0,075 
      meter (tebal) = 300 meter kubik/km ketebalan dapat disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
    -Kebutuhan material perkilometer untuk pengerasan MR adalah : 1 km x 5 meter (lebar) x 0,080              meter (tebal) = 400 meter kubik/km ketebalan dapat disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
Sebelum dikeraskan harus dipastikan bahwa jalan telah digreader, permukaan jalan rata dan tidak tergenang air serta bersih. Bahan pengerasan di ecer ditengah  jalan dalam jumlah dan jarak yang disesuaikan dengan volume bahan perkilometer dan harus langsung diratakan menggunakan greader dan mining bucket sampai berbentuk dengan greader.

c.Pengadaan Material Pelaksanaan Penimbunan dan Pengerasan Jalan.
Penimbunan dan pengerasan jalan biasanya dikerjakan oleh kontraktor, yang mana lingkup pekerjaanya meliputi pelaksanaan penimbunan/pengerasan jalan atau sebatas pengangkutan materaial saja.

Dalam kontrak kerja hanya sebatas pengankutan material saja, maka perlu dilakukan pengukuran volume material yang masuk ke kebun, pengukuran volume material dilakukan dengan cara berikut:
    -Dilakukan pengukuran panjang dan lebar truk sebelum pengisian untuk perhitungan volume muatan setiap truk.
    -Permukaan material dalam bak truk diratakan dan diukur tingginya menjadi tiga bagian yaitu bagian depan, tengah dan belakang kemudian dihitung rata-rata tingginya dengan rumus sebagai berikut.
    Tinggi = tinggi depan + tinggi tengah + tinggi belakang/ 3 = Tinggi rata-rata muatan truk.
    -Volume material dihitung dengan rumus sebagai berikut.
    Volume material = Panjang x lebar x tinggi = volume material.
    -Untuk pengangkutan tanah dan laterit atau furu , maka pengukuran volume material cukup dilakukan sebanyak 10% ritase per hari untuk jenis truk yang sama. Apabila ada lebih dari satu jenis truk, maka pengukuran dilakukan terhadap 10% ritase perhari per jenis truk. Hasil pengukuran sampel ini 10% kemudian rata-rata dan di jadikan sebagai volume muatan jenis truk tersebut.
    -Untuk pengankutan material sirtu, pengukuran material perlu dilakukan setiap ritasenya.
    -Selain pengukuran volume, kualitas material pengerasan jalan sirtu juga perlu diperiksa dengan mengambil sampel 105 setiap harinya, untuk melihat apakah kualitas material sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya.

Proses pengadaan material ini harus diawasi dengan baik, termasuk pencatatan hasil sampling, jenis truk yang masuk dan kualitas material pengerasan dan penimbunan.

d.Perawatan Jalan.
Perawatan jalan meliputi pekerjaan pembentukan badan jalan kembali menggunakan greader dan selanjutnya diikuti pemadatan jalan menggunakan roller. Badan jalan harus dibuat cembung untuk menghindari genangan air. Grading dilaksanakan 2 kali pertahun. Grading MR dilakukan terlebih dahulu dan apabila seluruhnya telah selesai, baru dilakukan grading CR. Pelaksanaan grading tidak boleh dilakukan pada saat musim hujan. 

e.Pembuatan Jembatan.
Jembatan b, box culvert dan gorong-gorong di buat secara bertahap. Untuk sementara, jembatan dibuat menggunakan kayu yang ada saat pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit. Pergantian jembatan kayu menjadi jembatan permanen dilakukan secara bertahap, tergantung curah hujan dan kekuatan kayu jembatan yang dibuat sementara pada waktu land clearing.

Pembuatan box culvert atau gorong-gorong ditentukan sebagai berikut:
-Jika lebar parit > 2 meter, maka dibuat jembatan.
-Jika lebar parit < 2 meter dan debit air mengair sepanjang tahun maka perlu di buat gorong-gorong atau box culvert sesuai dengan kebutuhan dilapangan.

Terima Kasih.

Penulis Turyono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer viewer