Senin, 10 Agustus 2020

JENIS PUPUK DAN KEGUNAAN KANDUNGAN HARANYA UNTUK SAWIT

 

Jenis Pupuk

¨  A. Pupuk Anorganik.

   Berikut ini adalah beberapa tipe pupuk anorganik berdasarkan kriteria yang umum digunakan.

   Pupuk organik dibedakan berdasarkan beberapa kriteria yaitu.

   A.1 Metode Produksi

  • Pupuk Alam = Pupuk yang diambil langsung dari alam  contohnya  Rock Pospate
  • Pupuk Buatan = Merupakan pupuk yang dibuat melalui proses kimiawi, misalnya Urea, MOP dll

A.2 Kebutuhan tanaman

-  Pupuk Makro, Merupakan jenis pupuk yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak, yaitu N,P,K dan Mg. Contoh : Urea, TSP, MOP ,Kieserite.

Pupuk Mikro, merupakan jenis pupuk yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanamann dalam jumlah sedikit, yaitu Cu, Zn,B dll Contoh : HGFB, CuSO4, ZnSO4 dll

A.3  Kandungan Hara

 Pupuk Tunggal, merupakan pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur hara contoh : Urea, MOP

Pupuk majemuk, Merupakan pupuk yang mengandung lebih dari satu macam unsur hara misalnya NPK.

¨  Keadaan Fisik

¤  Pupuk Padat, pupuk yang berupa kristal,tepung dan butiran dengan beragam ukuran Contoh : Urea, Kieserite Granular,RP dll

¤  Pupuk Cair, pupuk yang berupa cairan atau larutan contoh : Pupuk daun

¨   Cara Kerja

¤   Pupuk bereaksi cepat (fast release), merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan segera tersedia untuk tanaman contoh : Urea,MOP

¤  Pupuk Bereaksi lambat, merupakan pupuk yang mengalami transformasi sebelum menjadi bentuk larut yang tersedia bagi tanaman misal : TSP dan RP

 KARAKTERISTIK JENIS PUPUK.

JENIS HARA 

NAMA PUPUK

KANDUNGAN HARA

KONDISI FISIK

KELARUTAN DALAM AIR

REAKSI KEASAMAN 

NITROGEN (N)

UREA

42 - 46 %

Kristal dan butir berwarna putih

Mudah larut

Sedikit masam

Ammonium Sulphate (ZA)

20 - 21 %N

Kristal putih kelam sampai kekuningan

Mudah larut

masam

20 - 27 % S

Ammonium Chloride

28 % N - 60 % CL

Kristal putih

Mudah larut

masam

Natrium Nitrat

16% N - 26% NA

Kristal berbagi warna (merah kuning abu abu dan ungu)

Mudah larut

netral sampai basa

Phosphate (P)

Triple Super Phospate (TSP)

44 %-48% P2O5

Butiran abu-abu

dapat larut

netral

Rock Phospate(RP)

25 - 38 %P2O5

Tepung abu-abukeputihan atau merah kecoklatan

Sulit larut

netral sampai basa

Kalium (K)

Muriate of Potash (MOP/KCL)

60%-62% K20 47% Cl

Kristal merah/putih kotor

dapat larut

netral sampai agak masam

Potassium Sulphate (ZK)

49%-53% K2O

Kristal putih keabu-abuan

dapat larut

netral sampai agak masam

Magnesium (Mg)

Kieserite

27%MgO, 23%S

tepung atau butiran keabu-abuan

sulit larut sampai dapat larut

agak masam

Dolomite

18-22% MgO, 40% Cao

tepung putih keabu-abuan

sulit larut

basa

Boron(B)

High Grade Fertizer of Borate

45% B2O2

Kristal puti kotor

Mudah larut

 

Seng (Zn)

Zinc Sulpate

36% Zn

Kristal putih kotor

Mudah larut

masam

Tembaga(Cu)

Cu-sulphate

25,5%Cu-12,8 S

Kristal biru

mudah larut

masam

Besi (Fe)

Fe-sulphate

19%Fe

kristal

mudah larut

masam

Majemuk (NPK&Mg)

NPK  15:15:6:4

15% N,15% P, 6%K,4%MgO)

butiran coklat kemerahan

mudah larut

netral sampai agak masam

NPK 12:12:17:2

15% N, 15% P, 17%K,2% MgO)

butiran coklat kemerahan

mudah larut

netral sampai agak masam

 

 

 

 

 

 

Pupuk Organik

Jenis pupuk organik di perkebunan kelapa sawit :

-  Limbah perkebunan, misalnya pelepah sawit

-  Kompos janjang kosong

-   Pupuk hijau atau kacangan

-  Pupuk kandang

-   Limbah pabrik

  • Padat : janjang kosong
  • Cair    : limbah cair

-  Inokulan tanah

  • Bakteri legume pengikat N : Rhyzobium sp
  • Bakteri non legume pengikat N : Clostridium sp,Pseudomonas sp
  • Jamur pengikat P : Mycorhiza Vesicular Arbuskular

Ø  Sifat umum beberapa jenis pupuk :

-  Mudah menguap

-  Mudah tercuci

-  Ketersediaan di dalam tanah

-  “Mobile” dalam tanah

-  “Mobile” dalam tanaman

-  Sinergis/ dapat diaplikasikan bersamaan

  (Urea – MOP)

-  Antagonis/ tidak dapat diaplikasikan bersamaan

   (ZA – Dolomite, ZA – CIRP, MOP – Dolomite )

  1. Nitrogen (N) :

Pelepah tertua menguning (klorosis) mulai dari ujung anak daun. Tulang daun menjadi orange kecoklatan

  1. Phosphor (P) :

Gejala defisiensi dimulai dari Pelepah tertua  yang ditandai dengan warna anak daun dan pelepah menjadi kemerah-merahan, pertumbuhan tanaman

  1. Kalium (K) :

Gejala defisiensi K dimulai dari Pelepah tua muncul gejala nekrosis berupa bercak orange atau coklat kekuningan, kemudian bercak tersebut akan membentuk pita berwarna kuning pada sisi helaian daun. Biasanya terjadi pada tanah yang beraksi masam seperti tanah pasir dan gambut

  1. Magnesium (Mg) :

Gejala defisiensi Mg dimulai dari Pelepah tertua mengalami klorosis pada daerah sekitar tulang daun, daun berubah warna menjadi orange terang, dan akhirnya menjadi coklat dan mongering

  1. Boron (B)
    Gejala Defisiensi B dimulai datri pelepah muda dengan daun yang membengkok (Hook leaf), tumbuh pendek sehingga ujung pelepah melingkar (Round Frond tip),anak daun berubah bentuk menjadi kecil seperti rumput (bristle tip) atau tumbuh rapat,pendek,seolah bersatu dan padat, tanaman menjadi kerdil
  2. Copper (Cu)

    Gejala defisiensi Cu dimulai dari pelepah muda yang ditandai dengan adanya perubahan warna hijau pucat ke kuning keputihan pada ujung daun termuda.

g.Iron (Fe)

    Gejala defisiensi Fe dimulai dari pelepah muda dimana daun menjadi hijau kekuningan tetapi tulang daun tetap berwarna hijau, selanjutnya diikuti dengan kerusakan dan pengeringan dimulai dari pelepah bagian atas, daun lemah dan patah.


Permasalahan dalam pelaksanaan aplikasi pupuk antara lain :

¤  Pokok di pinggir jalan relatif lebih subur dari pokok di tengah

¤  Tidak ada takaran yang seragam setiap jenis dosis pupuk

¤  Pupuk yang diaplikasikan masih menumpuk, tidak tersebar merata di feeding roots

Solusi :

-   Pengaplikasian pemupukan HARUS dimulai dari pasar tengah     menuju keluar

-   Takaran dibuat  masing- masing untuk setiap jenis pupuk dan setiap dosis

-   Pada saat aplikasi, pupuk disebar merata disekeliling tanaman, tidak melewati dari tajuk tanaman.

PENEMPATAN PUPUK

 

 

 

 

 

 

 

 

Umur Tanaman

Penempatan Pupuk

TBM

Disebarkan merata dalam piringan

TBM

Disebarkan melingkar pada jarak 1 M dari pokok dengan lebar 0,5 - 0,8 M

TM

Disebarkan tepat dibawah pertemuan antar pelepah (overlap)

Sabtu, 08 Agustus 2020

ISPEKSI PANEN DETAIL PERKEBUNAN SAWIT

 

Pengertian

Definisi Speksi Panen Detail

Speksi atas hasil pekerjaan pemanen/pembrondol yg dilakukan secara detail, dilakukan oleh Asisten, Askep,

Manager , Mandor Panen dan dapat juga mengikut sertakan Pekerja (Pemanen / Pembrondol)


Tujuan

- Mengetahui tingkat disiplin pekerja
- Mengetahui tingkat keberhasilan pengawasan oleh Mdr
- Merupakan sugesti pada pekerja
- Dapat menentukan langkah tindak lanjut
- Dapat mengetahui kwantitas losses


Denda terhadap kesalahan pemanen

Setiap Peraturan mempunyai sanksi tersendiri apabila melanggar Peraturan tersebut.

Pelanggaran yang dilakukan oleh pemanen ataupun Pembrondol harus dikenakan sanksi yang tegas sesuai Peraturan dan Ketentuan Denda berdasarkan kesalahan.


TUJUAN  DENDA  PEMANEN

Meningkatkan disiplin kerja

Menaikkan moral kerja pemanen

Diharapkan ada peningkatan mutu

Meningkatkan produktivitas pemanen

 

Keuntungan lain yang di dapat dari speksi panen

Ø  Mendapatkan informasi tentang area semak,adanya lalang.

Ø  Jenis area panen berbukit/rawa dan darat mineral.

Ø  Pokok sawit sisipan dan Abnormal.

Ø  KebutuhanTiti panen apa sudah sesuai dengan kebutuhan.

Ø  Posisi dan area yang perlu di buat tangga panen.

Ø  Jumlah pokok sawit dalam satu jalur.


Pelaksanaan

Sebelum inspeksi, kita melihat data dari FPB & FKB sebagai dasar melakukan speksi panen.

Mempersiapkan peralatan & menentukan ancak yg akan dispeksi.

Melakukan pendataan secara detail yg ingin di data, dari setiap pohon yg ada, di ancak 1 hari si pemanen & pengutip seperti:buah masak tidak di panen,brondolan,pelepah ,dan bunga matahari.

Memperbaiki setiap kesalahan yang ada secara langsung oleh mandor seperti pelepah sengkleh dan tidak disusun, dll.

Mengutip setiap brondolan,yang tertinggal & mengumpulkannya ke dalam kantong plastik

Membawa janjang yang tertinggal ke TPH dengan gancu bila ada yang tertinggal.

Melakukan penjumlahan data dan menimbang brondolan.


Kesimpulan  Inspeksi Panen

Jadi dengan di laksanakanya inspeksi panen kita akan mengurangi,kerugian perusahaan dalam 1 rotasi dapat teratasi (losses) Kerugianya.

Mengetahui tingkatan disiplin mandor dan karyawan.

Mengetahui kendala di lapangan.


Penulis Turyono.

Selasa, 04 Agustus 2020

CARA PENGENDALIAN GULMA SAWIT DENGAN SEMPROT


1-Semprot Jenis Gulma dan bahan aktif herbisida yang digunakan.

a.Jenis gulma dominan.
Lalang bahan aktif yang digunakan Glyphosate.
b.Daun sempit dan rumput/rumputan bahan aktif yang digunakan Glyphosate,Paraquat,Sulfosat,Glufosinat
c.Daun lebar bahan aktif yang digunakan Methil Metsulfuron,Fluroxypyr,Paraquat,Glufosinat.
d.Pakis bahan aktif yang digunakan Methil metsulfuron, Paraquat, Glufosinat.
e.Gulma berkayu bahan aktif yang digunakan Triclopyr, Surfactan.
f.Semak secara umum bahan aktif yang digunakan Methyil metsulfuron, Paraquat, 2.4D-Amine.

Semprot adalah pengendalian gulma pada piringan dan gawangan sawit dengan cara menggunakan sprayer herbisida. 

Alat Pelindung Diri (APD).
-Apron.
-Masker.
-Sarung Tangan.
-Kaca Mata.
-Sepatu Boot.

Aplikasi triclopyr hanya untuk pengolesan, jika akan digunakan penyemprotan harus di persiapkan alatnya karena alat ayng dipakai bahan iki akan rusak kalau tidak cepat dibersihkan.

Herbisida bahan aktif 2.4 D-Amine hanya boleh diaplikasikan pada tanaman yang berumur lebih dari 6 Tahun. Herbisida dengan bahan aktif Triclopyr,Glyphosate dan 2.4 D-Amine dilarang digunakan pada pembibitan. Jenis yang diperbolehkan untuk pembibitan adalah paraquat.

Dalam pelaksanaanya dilapangan, Jenis herbisida dengan bahan aktif yang sama tidak boleh digunakan secara berturut-turut, harus berselang seling dengan bahan aktif yang lain. dan pemilihan bahan aktifnya harus selektif dan tahu dengan kondisinya dilapangan.

2-Jenis alat semprot.

Pemilihan jenis alat semprot didasarkan pada volume semprot yang diinginkan. Ada 5 kategori volume semprot yang umum digunakan untuk pengendalian gulma yaitu:
    -High Volume (HV)            = >600 liter/Ha.
    -Medium Volume (MV)      = 400-600 liter/Ha.
    -Low Volume (LV)              =  200-400 liter/Ha. 
    -Very Low Volume (VLV)   =  50-200 liter/Ha.
    -Ultra Low Volume (ULV)  =  <50 liter/Ha.
Penyemprotan dengan MV,LV dan VLV menggunakan alat semprot gendong (CAP). jenis alat semprot gendong yang sering digunakan berukuran 15 liter. Volume maksimum yang direkomendasikan adalah 250 liter/Ha.

Penyemprotan dengan ULV menggunakan alat semprot jenis CDA (Controlled Droplet Application). Sistem penyemprotan ini sesuai untuk piringan dan jalan rintis di TM dengan gulma yang ringan. Penyemprotan ini cocok menggunakan herbisida sistemik dan tidak boleh menggunakan herbisida kontak terutama paraquat karena hasilnya kurang maksimal.

3-Kalibrasi alat semprot.

Untuk memperoleh hasil penyemprotan yang efektif dan efisien, sebelum dilakukan penyemprotan herbisida perlu dilakukan kalibrasi alat semprot. Hal ini bertujuan untuk memperoleh dosis dan konsentrasi yang dinginkan tepat sesuai rekomendasi.
Berikut inin adalah rumus untuk mengetahui volume semprot (liter/Ha blanket).
    V= F X 10.000
               vxa
Keterangan. 
V= Kebutuhan larutan dalam 1 Hektare,(liter/Ha.)
F= Output semprot/flowrate (Liter/Menit)
v= Kecepatan jalan operator semprot (meter per menit)
a= Lebar semprot (M), dipengaruhi oleh jenis nozzle tekanan dan tinggi semprotan.

Contoh:
Pemakaian Glyphosate untuk penyemprotan lalang blanket membutuhkan 6 liter/Ha. Rata-rata lebar semprotan adalah 1,5 meter, Flowrate semprotan 1.6 liter/menit dan kecepatan jalan penyemprot adalah 48 meter/menit. Maka kebutuhan larutan per Ha dan konsentrasi larutan dihitung sebagai berikut.

Kebutuhan larutan = 1.6 x 10.000 = 222 liter/Ha.
                                          48 x 1.5

Konsentrasi Larutan = 6 x 100% = 2,7 %.
                                             222

Apabila menggunakan sprayer yang mempunyai kapsitas 15 liter, maka Glyphosate yang dicampurkan dalam setiap tangki sprayer adalah 2,7% X 15 = 405 ml.
Untuk mencapai volume semprot yang dinginkan, maka tekanan pompa semprot juga harus dikontrol, karena berpengaruh terhadap lebar semprotan yang dihasilkan penyemprot.

4-Nozzle Semprot.

Jenis nozzle yang umum digunakan adalah yang berbentuk kipas (flat fan), Atomizer dan kerucut (Hollow cone atau solid cone). Nozzle Atomizer hanya digunakan untuk alat semprot CDA. Nozzle kerucut lebih tepat digunakan untuk spraying spot anak kayu dan spot spraying lalang yang tumbuhnya sporadik atau bergerumul spot-spot.
Nozzle harus dikalibrasi dengan frekwensi seminggu sekali, apabila flowrate >10% dari standart maka harus diganti. Pembersih nozzle yang tersumbst dilakukan dengan cara menggoyangkan dalam air tidak diperkenankan untuk mencokel nozzle. Stock nozzle harus cukup seluruh pekerjaan yang direncanakan.

5-Standart pengendalian gulma Di TBM dan TM.
Standart pengendalian gulma di TBM dan TM dibedakan berdasarkan ada tidaknya penanaman kacangan Mucuna Bracteata. Apabila ada kacangan Mb, Maka pengendalian gulma lebih sederhana, terutama pada saat kacangan menutup tanah.

A-Pengedalian gulma dengan kacangan MB.

-Garuk piringan TBM 1 rotasi 2 kali dalam setahun.

-Semprot piringan -Glyphosate                 = 0,375 liter/Ha
                                 -Methyl Metsulfuron  = 0,019 liter/Ha
                                 -Paraquat                    = 0,375 liter/Ha
                                 -Fluroxypyr                 = 0,094 liter/Ha
  Rotasi TBM 1 = 4 kali setahun.   
  Rotasi TBM 2 = 12 kali setahun.
  Rotasi TBM 3 = 10 kali setahun.
  Rotasi TM       = 10 kali setahun.

-Semprot pasar pikul  -Glyphosate               = 0,108 liter/Ha
                                      -Methyl Metsulfuron = 0,00054 liter/Ha
                                      -Paraquat                   = 0,108 liter/Ha
                                      -Fluroxypyr               = 0,027 liter/Ha
  Rotasi TBM 1 = 2 kali setahun.   
  Rotasi TBM 2 = 12 kali setahun.
  Rotasi TBM 3 = 10 kali setahun.
  Rotasi TM       = 10 kali setahun.

-Dongkel anak kayu TBM 1 rotasi 1 kali dalam setahun.

-Wiping Lalang        -Glyphosate  = 0,05 liter/Ha.
  Rotasi TBM 1 = 6 kali setahun.   
  Rotasi TBM 2 = 4 kali setahun.
  Rotasi TBM 3 = 3 kali setahun.
  Rotasi TM       = 2 kali setahun.

A-Pengedalian gulma Tanpa kacangan MB.

-Garuk Piringan TBM 1 2 kali dalam setahun. 
-Semprot piringan       -Glyphosate                   = 0,375 liter/Ha 
                                       -Methyl Metsulfuron    = 0,019 liter/Ha
                                       -Paraquat                      = 0,375 liter/Ha
                                       -Fluroxypyr                  = 0,094 liter/Ha
  Rotasi TBM 1 = 4 kali setahun.   
  Rotasi TBM 2 = 6 kali setahun.
  Rotasi TBM 3 = 4 kali setahun.
  Rotasi TM       = 3 kali setahun.

-Semprot pasar pikul  -Glyphosate                = 0,108 liter/Ha
                                      -Methyl Metsulfuron  = 0,00054 liter/Ha
                                      -Paraquat                     = 0,108 liter/Ha
                                      -Fluroxypyr                 = 0,027 liter/Ha
  Rotasi TBM 1 = 2 kali setahun.   
  Rotasi TBM 2 = 3 kali setahun.
  Rotasi TBM 3 = 2 kali setahun.
  Rotasi TM       = 3 kali setahun.

-Dongkel anak kayu.
  Rotasi TBM 1 = 3 kali setahun.   
  Rotasi TBM 2 = 4 kali setahun.
  Rotasi TBM 3 = 4 kali setahun.
  Rotasi TM       = 2-3 kali setahun.

-Wiping Lalang           -Glyphosate                   = 0,05 liter/Ha
  Rotasi TBM 1 = 6 kali setahun.   
  Rotasi TBM 2 = 4 kali setahun.
  Rotasi TBM 3 = 4 kali setahun.
  Rotasi TM       = 3 kali setahun.

-Semprot Lalang.          -Glyphosate                   = 6 liter/Ha
  Rotasi TBM 1 = 3 kali dalam setahun.

-Semprot Semak belukar -Glyphosate                = 1,5 liter/Ha
                                            -Methyl Metsulfuron  = 0,075 liter/Ha
                                            -Paraquat                    = 1,5 liter/Ha
                                            -Triclopyr surfactan    =  1 liter/Ha
  Rotasi TBM 1 = 3 kali setahun.   
  Rotasi TBM 2 = 4 kali setahun.
  Rotasi TBM 3 = 2 kali setahun.
  Rotasi TM       = 2 kali setahun.

Terima kasih.

Penulis Turyono.

Minggu, 02 Agustus 2020

JENIS-JENIS GULMA DAN PENGENDALIANYA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT


-Pengendalian Gulma.
Gulma merupakan tanaman yang tumbuh di sekitar tanaman yang kita budidayakan dan kita tidak menginginkanya atau kita kehendaki. Gulma bersaing dengan tanaman guna dalam memperoleh ruang,cahaya, aiar dan unsur hara. Gulma tertentu juga menjadi inang bagi hama dan penyakit yang menyerang tanaman.

Pengendalian gulam pada prinsipnya merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman dan melemahkan daya saing gulma. Pengendalian gulma dilakukan dengan konsep ambang yang ekonomis praktis dan pastinya murah, yang mana selama kerugian yang ditimbulkan oleh gulma tersebut masih lebih kecil dari biaya yang harus dikeluarkan untuk mengendalikanya, maka tidak perlu dilakukan pengendalian gulma.

Pengendalian gulma diperkebunan kelapa sawit ada pada tiga lokasi yaitu:
-Piringan dengan luas sampai radius 30 cm dari luar batas kanopi kelapa sawit atau 180 co dari pangkal pokok kelapa sawit.
-Pasar pikul, dengan lebar 1,2 meter.
-Gawangan jalur kelapa sawit.

Selain bertujuan untuk mengurangi kompetisi gulma dan tanaman, pengendalian gulma juga dapat mempermudah pekerjaan pemupukan, panen dan supervisi di lapangan.

-Jenis gulma dilapangan di bagi menjadi 3 golongan yaitu:

a.Gulma berbahaya (C).
-Imperata cylindrica (lalang)
-Asystasia intrusa
-Micania micranta
-Ilusine indica (rumput angsa/lulungan)
-Stenochlaena palustris (pakis kresek)
-Clidemia hirta (Harendong)
-Hedyotis verticiliata
-Bracharia mutica (rumput bambu raksasa)
-Dicrapnoteris linearis (pakis kawat)
-Ischaemum muticum (rumput bambu)
-Chromolaena odorata(putihan)
-Lantana camara (tembelekan)
-Melastoma malabathricum (senduduk)
-Mimosa pigra (kucingan hijau)
-Mimosa invisa (kucingan merah)
-Merremia umbellata
-Paspalum picticulatum
-Passiflora foetida (gambutan)
-Pennisetum polystachyon (rumput ekor kucing)
-Rottboellia excatata (rumput gatal)
-Sceleria sumatrensis (kerisan)
-Tetracera scandens (Gulma api)

b.Gulma yang diperbolehkan ( B ).
-Borreria latifolia
-Clerodendum serratum
-Crotalaria spp (orok-orok)
-Paspalum conjugatum (rumput kerbau)
-Brachiaria distachya (sukat kelanjang)
-Commelina nudiflora
-Clitoria laurifolia
-Ageratum conyzoides (wedusan)
-Dianella nemerosa
-Centotheca lappacea (rumput pagar)
-Psysallis minima.

c.Gulma yang diharapkan (A).
-Euphorbia hirta
-Euphorbia heterophyllla
-Nephrolepis biserrata (pakis merambat)
-Axonopus compressus (rumput karpet)
-Diplazium asperum (pakis sayur)
-Diplazium esculatum (pakis sayur)

Selain kedua jenis diatas, terdapat beberapa jenis tumbuhan liar berguna yang tumbuh disekitar tanaman kelapa sawit. Tumbuhan ini bermanfaat sebagai inang parastoid dan predator UPDKS (ulat pemakan daun kelapa sawit)

Contoh beberapa tanamaman yang berguna:
-Turnera subulata.
-Urena lobata.
-Casia tora.
-Casia cobanensis.
-Euphorbia heterophylla.
-Diplazium asperum.
-Boreria alata.
-Antigonon leptopus.
-Elephantopus tomentosus dan ageratum spp.

-Pengendalian gulma secara biologis.
Pengendalian gulma secara biologis dilakukan diantaranya dengan cara mengembangkan kacangan untuk menekan pertumbuhan gulma melalui persaingan hidup.

-Pengendalian gulma secara manual.
Misalnya dengan dongkel anak kayu dan pembabatan yang diikuti dengan dioles triclopyr (garlon).

-Pengendalian gulma secara mekanis.
Misalnya penggunaan rotary slasher untuk pengendalian gulma pada pasar pikul.

-Pengendalian gulma secara kimia.
Merupakan pengendalian gulam menggunakan herbisida, Penentuan jenis herbisida dan alat semprot harus disesuaikan dengan jenis gulma yang dominan dilapangan sewaktu kita mengeceknya.

Terima kasih.

Penulis Turyono.

Sabtu, 01 Agustus 2020

AKSES JALAN DAN JEMBATAN TANAMAN BELUM MENGHASILKAN


1.Titi Panen.
Apabila pasar pikul melalui parit atau saluran air, maka harus dipasang titi panen. Tahapan pemasangan titi panen menyesuaikan kondisi masing-masing areal, dapat langsung dibuat rasio 1:2 atau bertahap mulai dari 1:8 pada tahun  pertama, 1:4 pada tahun kedua dan 1:2 pada tahun ke tiga.

Jumlah titi panen, tergantung jumlah parit dan saluran air. Panjang titi panen tergantung lebar parit dan saluran air. Lebar titi panen tergantung kebutuhan, tapi sekurang-kurangnya 20 cm. Titi panen dapat dibuat dari kayu atau di buat permanen dari beton. Pemasangan titi panen pada field drain (subsidiary), harus selesai pada tahun pertama.

2.Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan.
a.Penimbunan Jalan.
Pada areal rendahan/rawa, perlu dilakukan penimbunan jalan setelah pembuatan jalan selesai. Jalan yang telah ditimbun dengan tanah harus segera di bentuk, diratakan dan dipadatkan.
Perhitungan kebutuhan tanah dihitung berdasarkan lebar jalan dan ketebalan penimbunan yang dinginkan.

    -Kebutuhan tanah perkilo meter untuk penimbunan CR adalah: 1 km x 5 meter (lebar) x 0,5 meter (tebal)= 2.500 meterkubik/km.
    -Kebutuhan tanah perkilometer untuk penimbunan MR adalah : 1 km x 7 meter (lebar) x 0,5 meter (tebal)=3.500 meterkubik/km.


b.Pengerasan Jalan.
Pengerasan jalan pada periode TBM merupakan pengerasan jalan awal. Pengerasan jalan dilakukan secara bertahap dimulai pada tahun kedua, dengan ketentuan sebagai berikut:
    -Pengerasan jalan pada tahun kedua meliputi pengerasan MR 100% dan CR 25%.
    -Pengerasan jalan pada tahun ketiga meliputi pengerasan CR 50%.
    -Pengerasan jalan pada tahun ke empat (TM 1) meliputi pengerasan sisa CR 25%.
Material pengerasan jalan biasa di gunakan adalah sirtu/laterit/krosok/puru. Tergantung ketersedianya di lokasi perkebunan dan mudah di jangkau.

Perhitungan kebutuhan material pengerasan jalan dihitung berdasarkan lebar jalan dan ketebalan pengerasan jalan yang dinginkan.
    -Kebutuhan material perkilometer untuk pengerasan CR adalah : 1 km x 4 meter (lebar) x 0,075 
      meter (tebal) = 300 meter kubik/km ketebalan dapat disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
    -Kebutuhan material perkilometer untuk pengerasan MR adalah : 1 km x 5 meter (lebar) x 0,080              meter (tebal) = 400 meter kubik/km ketebalan dapat disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
Sebelum dikeraskan harus dipastikan bahwa jalan telah digreader, permukaan jalan rata dan tidak tergenang air serta bersih. Bahan pengerasan di ecer ditengah  jalan dalam jumlah dan jarak yang disesuaikan dengan volume bahan perkilometer dan harus langsung diratakan menggunakan greader dan mining bucket sampai berbentuk dengan greader.

c.Pengadaan Material Pelaksanaan Penimbunan dan Pengerasan Jalan.
Penimbunan dan pengerasan jalan biasanya dikerjakan oleh kontraktor, yang mana lingkup pekerjaanya meliputi pelaksanaan penimbunan/pengerasan jalan atau sebatas pengangkutan materaial saja.

Dalam kontrak kerja hanya sebatas pengankutan material saja, maka perlu dilakukan pengukuran volume material yang masuk ke kebun, pengukuran volume material dilakukan dengan cara berikut:
    -Dilakukan pengukuran panjang dan lebar truk sebelum pengisian untuk perhitungan volume muatan setiap truk.
    -Permukaan material dalam bak truk diratakan dan diukur tingginya menjadi tiga bagian yaitu bagian depan, tengah dan belakang kemudian dihitung rata-rata tingginya dengan rumus sebagai berikut.
    Tinggi = tinggi depan + tinggi tengah + tinggi belakang/ 3 = Tinggi rata-rata muatan truk.
    -Volume material dihitung dengan rumus sebagai berikut.
    Volume material = Panjang x lebar x tinggi = volume material.
    -Untuk pengangkutan tanah dan laterit atau furu , maka pengukuran volume material cukup dilakukan sebanyak 10% ritase per hari untuk jenis truk yang sama. Apabila ada lebih dari satu jenis truk, maka pengukuran dilakukan terhadap 10% ritase perhari per jenis truk. Hasil pengukuran sampel ini 10% kemudian rata-rata dan di jadikan sebagai volume muatan jenis truk tersebut.
    -Untuk pengankutan material sirtu, pengukuran material perlu dilakukan setiap ritasenya.
    -Selain pengukuran volume, kualitas material pengerasan jalan sirtu juga perlu diperiksa dengan mengambil sampel 105 setiap harinya, untuk melihat apakah kualitas material sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya.

Proses pengadaan material ini harus diawasi dengan baik, termasuk pencatatan hasil sampling, jenis truk yang masuk dan kualitas material pengerasan dan penimbunan.

d.Perawatan Jalan.
Perawatan jalan meliputi pekerjaan pembentukan badan jalan kembali menggunakan greader dan selanjutnya diikuti pemadatan jalan menggunakan roller. Badan jalan harus dibuat cembung untuk menghindari genangan air. Grading dilaksanakan 2 kali pertahun. Grading MR dilakukan terlebih dahulu dan apabila seluruhnya telah selesai, baru dilakukan grading CR. Pelaksanaan grading tidak boleh dilakukan pada saat musim hujan. 

e.Pembuatan Jembatan.
Jembatan b, box culvert dan gorong-gorong di buat secara bertahap. Untuk sementara, jembatan dibuat menggunakan kayu yang ada saat pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit. Pergantian jembatan kayu menjadi jembatan permanen dilakukan secara bertahap, tergantung curah hujan dan kekuatan kayu jembatan yang dibuat sementara pada waktu land clearing.

Pembuatan box culvert atau gorong-gorong ditentukan sebagai berikut:
-Jika lebar parit > 2 meter, maka dibuat jembatan.
-Jika lebar parit < 2 meter dan debit air mengair sepanjang tahun maka perlu di buat gorong-gorong atau box culvert sesuai dengan kebutuhan dilapangan.

Terima Kasih.

Penulis Turyono.

Populer viewer